Jakarta, CNN Indonesia -- Jika kehadiran suporter di sepakbola kerap diibaratkan sebagai pemain ke-12, maka orang pintar atau dukun lazim disebut-sebut sebagai pemain ke-13. Setidaknya ini terjadi di turnamen antar-kampung (tarkam).
Dalam tim, ia berperan meraih kemenangan melalui rapalan, menyediakan benda-benda yang dianggap azimat, maupun ritual-ritual berbau klenik.
Misalnya saja, Anwar Budi (bukan nama sebenarnya) yang ditemui CNNIndonesia.com pada suatu turnamen tarkam di Gebyuran, Joglo, Jakarta Barat, Oktober lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anwar bukan orang sembarangan. Sosoknya tersohor di kalangan pencinta sepakbola tarkam karena dianggap bisa mengubah peruntungan sebuah tim.
Pria yang sudah lima tahun terakhir jadi 'orang pintar' di sepabola tarkam itu adalah orang kepercayaan salah satu tim kuat, Denis FC. Kehadiran pria kelahiran Jakarta itu, percaya atau tidak, berpengaruh pada hasil yang diraih Denis FC.
Selama 'dibantu' Anwar, beragam turnamen tarkam bisa dikuasai oleh tim tersebut. Mulai dari turnamen antarkampung hingga kejuaraan dengan gengsi yang lebih tinggi bertitel Piala Wali Kota.
Rentetan kesuksesan itu disimpan pria berusia 51 itu di gawai miliknya. Foto dirinya bersanding dengan pemilik tim tarkam saat meraih gelar pun sempat ia perlihatkan.
Mitosnya, pemilik klub wajib berfoto dengan pria yang dianugerahi tiga orang anak ini saat mengangkat piala sebuah turnamen.
"Ini foto-foto saat tim meraih juara. Ada saya dan bos tim. Bos pasti minta foto dengan saya," katanya sembari menunjukkan foto-foto yang tersimpan di gawainya.
Kehadiran orang pintar biasanya tak terdeteksi dan sering berbaur dengan penonton. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Anwar sekilas tidak berbeda jauh dengan penonton yang hadir di lapangan. Setiap kali hadir menyaksikan pertandingan Piala Porsegeb, ia memakai kaus berkerah dengan motif garis-garis, memakai celana hitam, dan mengenakan sandal.
Uniknya, ia hampir tidak pernah memakai baju dengan warna terang. Pria yang tidak pernah menetapkan tarif untuk pekerjaanya itu memilih pakaian yang warnanya tidak mencolok agar tidak memancing perhatian orang.
Setiap kali hadir di lapangan Gebyuran, Anwar akan duduk di kursi yang agak panjang, persis di sebelah tenda tempat panitia, perangkat wasit, dan komentator pertandingan.
[Gambas:Video CNN] Anwar duduk di bangku itu ditemani seorang teman yang bisa juga dikatakan sebagai rekannya saat "bertugas". Sembari mengamati pertandingan, rokok yang diisap Anwar selalu 'lengket' di jarinya.
Begitu rokok yang satu habis, maka rokok lain dinyalakan. Begitu seterusnya hingga pertandingan selesai.
"Kalau timnya lagi bermain dia pasti ngerokok, enggak pernah putus. Bedanya saat pertandingan dia ngerokok di belakang gawang tim sampai pertandingan selesai," celetuk Keceng, seorang komentator tarkam di Piala Porsegeb.
Ilustrasi sepakbola tarkam. Ada banyak yang meyakini bahwa kemenangan di tarkam bisa terbantu oleh kehadiran dukun. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Anwar hanya tersenyum mendengar celoteh Keceng. Sesekali dia memperlihatkan sorot mata yang tajam, seperti sedang membaca pikiran orang yang sedang jadi temannya berbincang sore itu.
Jika sudah menatap seperti itu, tampak jelas perbedaan antara Anwar dengan para penonton yang hadir di sana. Sorot mata dan cerita dari pengalamannya bisa membuat bulu kuduk berdiri. Ada semacam magi yang dibawa olehnya.
Penampilan pria yang mengklaim bisa membaca pikiran ini jauh berbeda saat berada di rumah. Ia selalu memakai baju gamis, sarung, dan tidak lupa peci hitam.
Cerita Unik Soal Klenik
Anwar tinggal agak jauh dari lapangan Gebyuran. Jika ditempuh dengan mobil, butuh waktu sekitar setengah jam untuk sampai ke sana.
Ia tinggal di rumah yang luasnya kira-kira 150 meter. Halaman rumahnya cukup luas, sekitar 10 meter dengan beranda depan yang kerap digunakan untuk menjamu tamu-tamu yang datang.
Berada di rumah membuat cerita Anwar lebih mengalir soal klenik yang kerap terjadi di tarkam. Mulai dari medium air yang bisa ia gunakan untuk pemain hingga bermacam-macam metoda lain.
"Di tarkam ada banyak kepercayaan. Kalau saya cuma kasih gambaran pertandingan begini. Dapatnya dua gol, ada umpan gol cantik, gol tunggal. Jadi saya sebutkan, gol tunggal itu gol dari penalti," ujarnya.
"Kalau medianya itu macam-macam, tapi kalau saya cuma air putih. Air juga sebenarnya ada macam-macam warnanya bisa merah, ada yang putih, sama ada juga yang hitam. Saya pun sudah tahu siapa yang 'main air' dan dibawa dari mana [asal airnya]."
Saat menjaga tim, acap kali orang pintar atau dukun berada di belakang penjaga gawang tim yang ia kawal. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Saat menjaga timnya bertanding, Anwar akan berada tepat di belakang gawang tim yang dibantunya. Biasanya Anwar tidak sendiri dan ditemani seorang rekannya sesama 'orang pintar'.
Kebetulan pula saat Denis FC menghadapi Tunas Betawi, Anwar sedang menjalani ibadah puasa Senin dan Kamis. Alhasil, tugas sebagai 'orang pintar' diserahkan kepada 'asistennya'.
"Anwar lagi puasa Senin dan Kamis. Karena lagi puasa, saya yang mengganti dia. Sama saja kok," ucapnya.
Sama seperti Anwar, rekannya itu pun duduk di belakang gawang. Ia tampak asyik mengisap rokok kretek dan sesekali menyeruput kopi. Pandangan matanya pun jarang lepas dari lapangan pertandingan.
Sementara Anwar tampak berdiri tak jauh dari rekannya tersebut. Sesekali Anwar tampak berbincang dengan rekannya itu sembari mengamati pertandingan.
"Kalau buat saya, merokok [ritual menggunakan medium rokok] itu berat. Bukan masalah rokok atau bungkusnya. Karena bukan sebatas rokok saya isap, tapi nama orang itu saya sebut terus," kata Anwar.
Beragam hal yang sulit diterima akal memang sudah lazim terjadi di tarkam. Mulai dari pemain yang mendadak lemas saat bermain, penggunaan jagung dan lidi yang dimasukkan ke dalam kaus kaki pemain, tabur garam di gawang, hingga menimbun sebuah barang di depan gawang.
Rata-rata pemain tarkam memiliki cerita tersendiri tentang orang pintar atau dukun tim. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Semua itu dilakukan nyaris setiap tim demi meraih kemenangan. Hal itu pula yang membuat kehadiran 'orang pintar' kerap terlihat setiap tim saat tampil dalam sebuah pertandingan.
Kehadiran orang-orang pintar ini kerap disebut membuat pertandingan sulit untuk ditebak. Tim yang bertabur bintang seringkali kalah dari tim yang materi pemainnya biasa-biasa saja. Kalau dalam tarkam istilahnya tim tersebut 'menang dukun'.
Salah satu pemilik klub tarkam, Budi Setiawan, mengaku pernah merasakan sesuatu yang tidak masuk akal di tarkam karena keberadaan orang pintar. Bahkan, ia pernah pula mendengar ada tim yang disebut 'jago air'. Hal itu merujuk kehebatan dukun yang bisa membuat gawang sebuah tim sulit dibobol lawan.
"Biasanya kalau tendangan pemain enggak jelas, sudah ketahuan tuh tim lawan main 'air'. Biasanya kalau sudah begitu, penonton tertawa saja karena menendang bola malah ke atas. Pernah ada anak kecil sampai mengencingi gawang, baru tim itu bisa jebol gawang lawan," ucap Budi dengan nada heran.
"Setiap turnamen sudah pasti ada [main dukun]. Itulah seninya, lebih seru ini [sepak bola tarkam] daripada nonton di stadion."
Tiba-tiba Hilang Tenaga
Lain Budi, lain pula Andi Rela. Pria yang sudah bolak-balik tampil di turnamen tarkam sejak tahun 1980-an itu mengungkapkan pernah merasakan langsung efek dari keberadaan dukun dalam sebuah tim tarkam.
Andi yang biasanya selalu tampil energik di lapangan pernah mendadak kehilangan tenaga.
"Saya pernah lemas banget, tiba-tiba enggak ada tenaga. Umpan salah terus," kata Andi seraya tertawa.
Ia pun bercerita bahwa bersalaman dengan pemain lawan sebelum pertandingan jadi hal tabu. Bersalaman disebut jadi media untuk 'menyalurkan energi' yang diberikan oleh dukun yang menjaga salah satu tim. Beruntung Andi memutar otak untuk menetralisir hal itu.
"Pikiran saya, yang semacam ini kan bisa batal dengan hal-hal yang najis. Jadi kalau habis salaman, saya pasti mengusap kemaluan agar hilang magic-nya," aku Andi.
"Saya juga pernah pas main tarkam dikasih bungkusan kain putih untuk ditaruh di dalam kaus kaki. Ada juga yang masuk ke lapangan enggak boleh dari sisi kiri tapi harus dari sisi kanan. Malah pernah juga malam hari sebelum bertanding besoknya kami semua harus tiduran dulu di makam keramat."