Perjuangan Yunan Helmi 'Bertarung' Melawan Virus Corona

CNN Indonesia
Rabu, 08 Apr 2020 09:37 WIB
Dari dalam ruang isolasi asisten pelatih Barito Putera Yunan Helmi menceritakan perjuangan agar segera terbebas dari virus corona.
Yunan Helmi masih menjalani isolasi virus corona. (ANTARA FOTO/R. REKOTOMO)
Jakarta, CNN Indonesia -- Asisten pelatih Barito Putera Yunan Helmi tidak pernah menyangka bakal terpapar Covid-19 atau virus corona yang saat ini sudah menjadi pandemi.

Entah bagaimana virus tersebut bisa masuk tubuh Yunan. Pelatih 45 tahun itu hanya ingat setelah Barito Putera kalah 0-4 dari Madura United di Stadion Gelora Pamekasan, 29 Februari lalu, dia sempat merasa tidak enak badan.

Trombosit Yunan menurun dan dokter di Rumah Sakit Suaka Insani, Banjarmasin, menyatakan ia terkena Demam Berdarah Dengue. Mantan pemain Barito Putera itu kemudian sempat dirawat selama empat hari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Keluhan pertama itu demam tinggi dan sakit kepala. Analisa dokter dengan hasil tes darah saya DBD. Kemudian di opname empat hari di RS Suaka Insan dengan kondisi trombosit turun. Setelah trombosit normal saya diperbolehkan pulang," ucap Yunan kepada CNNIndonesia.com, Rabu (8/4).

Namun, baru sehari keluar rumah sakit badan Yunan terasa semakin tidak nyaman. Demam tinggi, batuk, sakit tenggorokan, dan sesak napas sempat dialami Yunan.

Perjuangan Yunan Helmi 'Bertarung' Melawan Virus Corona
Setelah membaca referensi berita-berita, Yunan sadar memiliki gejala virus corona dan memutuskan kembali memeriksakan diri ke Rumah Sakit Suaka Insani. Atas dasar keluhan yang dialami, Yunan disarankan dokter untuk dirujuk dan diisolasi di RUSD Ulin Banjarmasin.

"Saya tidak tahu kena [virus corona] di mana, tertular dari siapa. Kapan tertularnya, apa waktu di Madura atau di Surabaya saya tidak tahu. Kita kan tidak tahu, orang yang saat itu dekat dengan kita batuk atau seperti apa," ujar Yunan.

Saat dokter menyarankan diisolasi, Yunan tak pikir panjang untuk langsung menyetujuinya. Ia sadar kondisinya bisa mengancam keselamatan orang-orang terdekat, termasuk rekan satu tim di Barito Putera, istri dan anak-anaknya.

Lima hari pertama isolasi adalah waktu terberat buat Yunan. Bagaimana tidak, orang-orang terkasih yang biasanya mendampingi secara langsung ketika sakit dilarang mendekat.

Pengecekan untuk memastikan paparan virus corona di tubuh Yunan dilakukan tim dokter. Termasuk tes swab pertama yang hasilnya positif covid-19.

Hari-hari isolasi dijalani Yunan sebatang kara di sebuah ruangan sambil merasakan sakit tenggorokan dan kesulitan bernapas yang membuatnya harus menggunakan alat bantu pernapasan atau ventilator.

"Saya menjalani hari-hari berat di lima hari pertama isolasi. Itu masa kritis yang saya alami. Demam tinggi, sesak napas, badan lemas pakai oksigen karena napas saat itu pendek banget. Saya sendirian menahan sakit," ujar Yunan.

Yunan Helmi mulai merasa tidak enak badan usai Barito Putera melawan Madura United.Yunan Helmi mulai merasa tidak enak badan usai Barito Putera melawan Madura United. (ANTARA FOTO/SAIFUL BAHRI)
Selama menjalani masa isolasi, Yunan berpikir mendapat ujian dari Tuhan yang harus diterima dan dijalani dengan ikhlas. Satu hal yang paling tidak kuat dirasakan Yunan di awal masa isolasi adalah ketika kesulitan bernapas. Selama lima hari nafsu makan Yunan juga hilang.

"Dukungan dari keluarga, tim di Barito Putera menimbulkan semangat buat saya harus sembuh. Saya mau sembuh, kasihan keluarga, istri dan anak-anak kalau sampai ikut terpapar juga. Makanya saya juga setuju buat isolasi waktu itu," ujar Yunan.

Setelah melewati masa kritis di lima hari pertama, kondisi Yunan terus membaik. Selang ventilator dilepas, begitu juga dengan jarum infus yang menancap di tangannya terlepas.

Hari-hari di pengasingan dihabiskan Yunan untuk beribadah sembari menjalani pengobatan. Ia juga tidak melupakan olahraga yang dilakukan di dalam kamar.

[Gambas:Video CNN]
Sesekali Yunan mendengarkan musik, menonton acara televisi sambil membaca berita untuk mendapatkan informasi terkini. Hampir setiap hari ia melakukan video call dengan keluarga untuk menghilangkan rasa rindu.

Tiga pekan setelah 14 Maret 2020 sejak Yunan diisolasi, namun tiga kali tes swab yang dijalani masih menunjukkan hasil positif yang membuatnya belum diperbolehkan pulang.

"Sekarang kondisi saya sangat bagus, tidak ada keluhan baik sesak napas, demam, batuk sudah tidak ada. Tapi saya masih isolasi sudah hampir tiga minggu karena hasil swab masih positif jadi belum bisa pulang," ucap Yunan.

Meski sudah tidak ada lagi keluhan yang dirasakan, Yunan paham kondisinya belum aman sampai hasil tes swab berubah jadi negatif. Ia juga tahu, meski badannya kini sudah bugar, tapi virus corona masih menempel dan berpotensi menular ke orang lain.

"Hasil swab ada masih positif. Mudah-mudahan beberapa hari ke depan tes lagi dan hasilnya negatif untuk bisa memastikan saya boleh keluar [rumah sakit]," harap Yunan.

Yunan menitipkan pesan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk menjalankan apa yang telah dianjutkan pemerintah. Mulai dari memakai masker sampai menerapkan social distancing maupun physical distancing. Terpenting adalah menjaga keselamatan diri dengan sadar pada kondisi sendiri.

"Alangkah baiknya kalau kira ikut tes karena itu bisa bantu deteksi dini dan pengobatannya. Kalau kita merasa sayang dengan orang yang kita sayangi, ikuti anjuran pemerintah. Jangan sampai ego kita membuat orang-orang di sekitar kita ikut terkontaminasi," ucap Yunan. (ttf/har)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER