Justin Gaethje lebih takut melawan Khabib Nurmagomedov yang telah kehilangan ayah, Abdulmanap Nurmagomedov.
Duel Khabib vs Gaethje pada UFC 254 bakal digelar pada 24 Oktober.
Sang ayah meninggal karena gagal jantung setelah positif virus corona (Covid-19). Gaethje pun sulit membayangkan keganasan Khabib di octagon tanpa didampingi lagi oleh Abdulmanap.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan situasi bakal bertarung sekarang dengan ayahnya meninggal. Saya hanya bisa membayangkan betapa tangguh pria ini untuk dikalahkan. Saya harus mencoba sekuat tenaga," ujar Gaethje Gaethje dilansir dari Middle Easy.
![]() |
Khabib pernah mengatakan Abdulmanap merupakan salah satu sumber kekuatan baginya dalam bertarung. Namun, Gaethje menilai Khabib akan menjadi lawan yang sangat kuat sepanjang kariernya.
"Siapa yang mengalahkan pertarungan sparing yang ingin saya tahu. Tapi harus saya katakan bahwa ini adalah Khabib yang tertangguh. Dia bertarung 28 kali, namun tak ada yang bisa melawan Khabib ini," kata Gaethje.
Selain itu, Gaethje menyebut kelemahan terbesar Khabib. Kelemahan tersebut adalah soal sisi psikologis petarung asal Rusia itu.
Gaethje menilai sikap Khabib yang terlalu percaya diri di atas octagon.
"Saya pikir kelemahan terbesar dia adalah, saya percaya dia merasa tak bisa dikalahkan. Jika kamu mengatakan kepadanya soal ini, saya yakin dia akan sangat bagus menjelaskan kepada Anda bahwa dia tak percaya itu."
"Namun, saya percaya dia dikelilingi orang-orang yang menambah egonya. Seperti itulah budayanya, ini yang saya perhitungkan, mereka bisa memanjakan egonya," terang Gaethje.