Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri mempertanyakan sikap profesional Shin Tae Yong yang hingga kini belum datang ke Indonesia untuk melatih Timnas Indonesia U-19 di Jakarta. Berikut kronologis pelatih asal Korea Selatan itu tidak datang tepat waktu.
Indra Sjafri menjelaskan sewaktu menjalani pemusatan latihan (TC) di Kroasia, PSSI punya rencana setelah pulang dan istirahat di Indonesia dengan roadmap yang telah dibuat, Timnas U-19 akan menjalani latihan virtual sementara. Setelah itu, TC akan dilanjutkan dengan rencana utama memboyong Garuda Muda ke Eropa, seperti Belanda dan Australia.
"Tapi waktu kami mendarat di Jakarta, kami dapat berita bahwa Eropa itu kondisinya tertutup [untuk tamu asing] karena Covid-19. Makanya waktu itu kami bikin roadmap dan diusulkan oleh Coach Shin Tae Yong supaya kami TC di Korea Selatan," ucap Indra Sjafri kepada CNNIndonesia.com, Kamis (3/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam perjalanan, federasi sepak bola Korsel (KFA) disebut Indra Sjafri belum membalas surat permintaan PSSI untuk TC di sana. Namun, saat menunggu surat balasan dari KFA, PSSI mendapat sinyal bagus bahwa kota Salou yang letaknya sekitar satu jam dari Barcelona, Spanyol itu bisa didatangi untuk menggelar TC.
"Dan kami urus keberangkatan ke sana. Berarti kalau plan A ke Eropa oke, bisa dengan sendirinya plan B ke Korea Selatan batal dong," kata Indra.
Alasan teknis tujuan TC Timnas Indonesia U-19 ke Spanyol yakni karena tidak ada karantina 14 hari. Sedangkan ke Korsel, pendatang harus wajib menjalani karantina 14 hari.
Selain itu, perbedaan suhu antara Korsel dan Spanyol juga disebut berbeda. Spanyol disebut Indra Sjafri lebih hangat dibandingkan Korsel yang saat ini memasuki musim dingin.
"PSSI langsung mengurus kelanjutan TC Timnas U-19 di Eropa melalui sekretariat di Kesekjenan dan prosesnya sudah hampir rampung. Cuma kan perlu kami tahu roadmap di sana, berapa kali uji coba dan sebagainya."
"Belum lagi jumlah rombongan yang dibawa berapa dan pemain yang dibawa siapa untuk menentukan budget di sana yang memerlukan persetujuan kita dengan agensi yang mengurus. Roadmap itu yang belum kami terima sampai sekarang," jelasnya.
PSSI, menurut Indra Sjafri sudah meminta kepada Shin Tae Yong untuk segera mengirimkan roadmap yang dimaksud. Indra Sjafri juga sudah melaporkan kondisi tersebut ke Ketua Umum PSSI.
"Sekarang seolah-olah dia [Shin Tae Yong] kecewa karena tidak jadi ke Korea. Harusnya sesuai perjanjian, sebelum dia pulang ke Korea itu tanggal 1 Desember dia sudah harus sampai di sini. Sudah ada perjanjian itu antara Shin Tae Yong, Timnas dan PSSI," ungkap Indra Sjafri.
Awalnya, lanjut Indra Sjafri, biasanya cuti tahunan hanya 12 hari. Namun, karena Korsel mewajibkan proses karantina 14 hari buat siapapun yang datang ke sana, PSSI melalui Ketua Umum, Mochamad Iriawan memberikan waktu libur satu bulan buat Shin Tae Yong.
Meskipun berstatus libur, Shin Tae Yong masih memantau secara langsung pemusatan latihan (TC) Timnas Indonesia U-19 melalui video setiap harinya. Bahkan, ia berperan aktif saat mengambil keputusan untuk memulangkan dua pemain Timnas U-19, Serdy Ephy Fano dan Yudha Febrian yang indisipliner.
"Ini sudah dikasih waktu sebulan, tanggal 1 Desember dia pulang, tapi sampai sekarang dia belum balik juga. Setelah itu, dia katanya mau check up jadi mundur sampai tanggal 11 [Desember]. Menurut saya kenapa enggak waktu saat cuti itu dia check up?" ujarnya.
Tak hanya Shin Tae Yong, staf pelatih asal Korea Selaran lainnya juga belum hadir. Tapi stafnya disebut Indra Sjafri minta datang tanggal 6 Desember karena proses pengurusan tes swab.
Lihat juga:Neymar dan Messi Mesti Bersatu di PSG |
"Menurut saya kalau kita bekerja kita harus profesional. Saat janji tanggal 1 Desember, prosesnya kan ditarik mundur kan? Kalau soal tiket ditanyakan dong, kan sudah punya kontak saya dan admin untuk tanya hal itu. Jangan minta dilayani terus," tegasnya.
Terlebih, orang Korea Selatan dikenal sebagai profesional yang disiplin. "Apalagi dia disiplin, pelatih profesional masa sih begitu?" tutup Indra.
(ttf/jal)