LIPUTAN KHUSUS

Papua Badboy: Mengusir Usil Lewat MMA

Nova Arifianto | CNN Indonesia
Kamis, 28 Jan 2021 10:50 WIB
Berawal dari sebuah sakit hati, Adrian Mattheis terjun ke MMA. Petarung yang dijuluki Papua Badboy itu pun
Petarung MMA Adrian Mattheis menjalani latihan di sebuah sasana di Jakarta Selatan. (CNNIndonesia/Adhi Wicaksono)

Sempat menjalani pertarungan amatir dan profesional di kawasan domestik, pintu berlaga di kancah internasional terbuka pada 2016. Sebuah ajang MMA mengadakan turnamen untuk menjaring bakat-bakat asal Indonesia.

Adrian sukses menjadi juara dan kemudian mendapat kontrak dari ONE Championship.

Namun tekad tampil sebagai atlet MMA profesional ternyata tidak dibarengi restu orang tua. Pasalnya, Adrian tidak memberitahu keluarga mengenai karier sebagai petarung.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Waktu main pertama disiarkan di televisi. Mama telepon, mama tanya, 'Kamu di sana kuliah atau bermain?'. Saya bilang saya kuliah mama. 'Itu kemarin om-om nonton kau punya video katanya di televisi kau tanding tinju'. Saya balas, 'Ah mama salah, itu nama Adrian banyak'. Tapi kan kita orang timur pakai marga jadi mama bilang, 'Ya, nama Adrian banyak, tapi marga Mattheis itu cuma satu saja'."

"Langsung saya bilang, 'Astaga mama su tahu'. Ya dari situ saya pelan-pelan kasih tahu," jelas Adrian sambil tertawa menceritakan awal mula orang tua mengetahui ia menjadi atlet tarung profesional.

Anak kedua dari tiga bersaudara itu menyatakan sang ibu sampai saat ini tidak mau melihat dia bertarung. Adrian menilai wajar karena seorang ibu yang sudah mengandung selama sembilan bulan tidak mau melihat anaknya dipukul orang lain. Sementara sang ayah mendukung apa yang membuat anak laki satu-satunya bisa senang.

GIF Banner Promo Testimoni

Adrian bersyukur dengan tampil sebagai petarung MMA bisa banyak membantu orang tua dan keluarga.

"Sekarang meski saya tarung, mama tidak nonton, mama cuma di kamar, saya mau coba angkat derajat mama dan bapak lebih baik dari MMA ini," ujar Adrian.

"Orang-orang juga lihat Adrian punya mama dan bapak itu bukan kaleng-kaleng. Maksudnya mereka itu dipandang di kampung. Waktu Adrian jadi pemain MMA orang-orang bikin penerangan, bikin jalan baik-baik di kampung. Mama dan bapak juga terpandang di sana," sambungnya.

Jalan Karier yang Tak Mudah

Jalan Adrian jadi petarung jagoan di pentas MMA sendiri tak mudah. Di awal kariernya di ONE Championship, Adrian sempat kalah tiga kali beruntun ketika berhadapan dengan lawan-lawan dari luar negeri.

Sebagai pendatang baru, Adrian ketika itu harus melawan petarung-petarung senior yang sudah memiliki ranking 10 besar di kelas straw atau bobot antara 52,3 kg-56,7 kg. Adrian pun mengakui lawan yang dihadapi bukan sembarangan.

Rentetan kekalahan tidak membuat Adrian kecewa dan menyerah. Alih-alih melempar handuk, petarung yang mempelajari muaythai, kickboxing dan gulat itu malah penasaran.

Setelah itu Adrian lebih sering menang ketimbang kalah. Total kini catatan sembilan menang dan lima kali kalah menjadi rekor Adrian di atas ring.

Belasan pertarungan sejak 2014 hingga 2019 tak cuma menghasilkan rekor menang kalah. Adrian menghasilkan uang yang tidak sedikit. Dalam kontrak disebutkan Adrian bisa bertarung enam kali dalam satu tahun dan sudah meraup Rp700-800 juta selama lima tahun berkarier sebagai petarung profesional.

"Uang sudah lari ke rumah, bantu orang tua. Wujudnya tidak kelihatan, tapi ada bentuknya. Puji Tuhan kalau ada fight lagi rencana mau beli mobil buat hadiah ulang tahun bapak, tapi lagi corona ya, saya tahu ini Tuhan sudah atur. Pernah mama bilang ke saya kalau rezeki tidak ke mana, kalau memang buat kita tidak lari ke orang lain," ucapnya.

Adrian Si Kepala Angin

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2 3
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER