Selain membantu keluarga di kampung, Adrian juga mendapat apresiasi dari sang guru. Zuli menyebut Adrian punya kepedulian tinggi terhadap sesama.
Sebagai pemeluk agama Kristen, Adrian tak jarang menyumbang untuk rumah ibadah agama lain seperti wihara dan masjid.
Bagi Adrian kebiasaan itu dibangun atas dasar toleransi dalam kehidupan yang diajarkan orang tua, serta dimantapkan oleh lingkungan kampus dan pengalamannya bertarung sebagai atlet MMA. Adrian merasa hidupnya bisa seperti sekarang tidak lepas dari doa kawan-kawan dari berbagai agama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Adrian, perbedaan agama bukan jadi penghalang orang-orang saling berbuat baik. Adrian pun tak ingin kembali dihadapkan pada kerusuhan yang melibatkan agama seperti yang dialaminya waktu kecil di Ambon.
"Jadi saya memang salah satu korban Ambon-Ternate tahun 1999, tapi mama dan bapak kasih mindset kita orang hidup bersaudara. Kita mati ya itu urusan kita dengan Tuhan. Tetapi kita di dunia hidup berbaur," tutur Adrian yang baru pindah ke Sorong saat masih enam tahun setelah dijemput sang ayah dari Papua.
![]() |
Julukan Papua Badboy yang didapat lantaran tidak mau mendengar instruksi pelatih saat bertarung, seolah tak tampak dari perilaku Adrian sehari-hari.
Bagi petarung yang berada di bawah naungan sasana Tiger Shark Fighting Academy tersebut, beda kehidupan di atas ring, beda pula di luar ring.
Pengoleksi empat kemenangan KO, 4 submission, dan 1 angka itu selalu ingat ajaran orang tua dan pelatih yang mengutamakan persaudaraan dan tidak mencari musuh. Adrian pun kian memahami baku pukul di dalam ring tak elok dibawa ke luar ring.
Pernah menjadi biang keributan sewaktu SMP, Adrian kini ingin memberi sesuatu berkat kemampuan bertarung di MMA.
"SMP dulu saya hampir setiap hari [berkelahi]. Istilahnya kalau berantem tidak ada saya, roti rasa tawar. Harus ada Adrian. Memang dulu saya ini kepala angin, paling nakal, kalau berkelahi paling depan," ceritanya.
"Tapi saya tidak seperti itu lagi. Sejak SMA sudah berubah karena tinggal di asrama biasa hidup sama-sama susah. Sekarang Adrian juga mau ubah pola pikir orang-orang soal anak-anak Indonesia Timur yang katanya suka berkelahi di jalan."
"Saya mau kasih lihat anak-anak timur itu bisa bersaing di internasional juga."
(har)