Rival sekaligus mantan rekan setim Usain Bolt, Yohan Blake, menolak vaksinasi Covid-19 dan lebih memilih absen di Olimpiade Tokyo 2020 daripada harus disuntik vaksin.
Olimpiade Tokyo merupakan kesempatan terakhir Blake untuk meraih medali emas di nomor bergengsi 100 meter putra. Sprinter 31 tahun itu hanya mampu meraih medali perak di nomor 100 meter dan 200 meter Olimpiade London 2012.
Pihak Komite Olimpiade Internasional (IOC) memberi indikasi tidak akan mewajibkan atlet disuntik vaksin corona sebelum tampil di Olimpiade Tokyo. Namun, Wakil Presiden IOC John Coates mengatakan pihaknya akan 'mendorong' atlet untuk melakukannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, Blake menolak disuntik vaksin corona. Peraih dua medali emas Olimpiade itu lebih memilih gagal tampil di Olimpiade Tokyo daripada harus disuntik vaksin Covid-19.
"Pikiran saya masih kuat, saya tidak ingin vaksin apa pun, saya lebih memilih melewatkan Olimpiade daripada mendapatkan vaksin, saya tidak mau. Saya tidak ingin membahasnya sekarang, tapi saya punya alasan," ucap Blake dikutip dari AS.
"Cintai saya atau benci saya, tapi saya punya suatu alasan. Saya percaya setiap orang punya pilihan dalam hidup. Pada akhirnya jika sesuatu terjadi, tidak ada yang akan berada di sisi Anda selain Tuhan. Ikuti pikiranmu, jangan ikuti orang-orang. Pada saat yang sama, hormati setiap orang," sambung Blake.
Blake merupakan salah satu rival Usain Bolt ketika masih aktif berlari. Di saat bersamaan, Blake dan Bolt juga berhasil membawa Jamaika sukses meraih emas estafet 4x100 meter di Olimpiade 2012 dan 2016.
Per Sabtu (27/2), total kematian karena corona di Jamaika tercatat 422 orang dengan kasus positif 23.263. Pemerintah Jamaika hingga kini belum melakukan suntik vaksin untuk masyarakat.
(jal)