TESTIMONI

Indonesia, Kado Tuhan untuk Luciano Leandro

Luciano Leandro | CNN Indonesia
Rabu, 03 Mar 2021 19:03 WIB
Luciano Leandro yang pernah bermain di PSM Makassar dan Persija Jakarta mengaku begitu cinta dengan Indonesia meski sempat ditimpuk batu di lapangan.
Luciano Leandro tak hanya bermain, tetapi juga pernah melatih di Indonesia. (CNN Indonesia/Titi Fajriyah)

Sepak bola bagi saya orang Brasil bukan hal asing. Tentu saya bermain bola sejak kecil, saya bermain bola di manapun bersama teman. Di lapangan, di jalanan, di pantai, di tempat futsal.

Bahkan ibu saya bilang, saya sudah bermain bola di dalam perutnya. Katanya saya suka menendang-nendang perut ibu saya waktu masih berada dalam kandungan, hahaha.

Karier sepak bola saya dimulai di klub daerah tempat saya tinggal, Americano. Saya mengikuti salah satu kakak saya yang sudah lebih dulu bermain di situ.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian saya melanjutkan karier profesional di Goytacaz FC, UN Macae, Firburguense, dan Bangu FC. Setelah itu saya pindah ke Indonesia.

Sepak bola Indonesia tidak berbeda jauh dengan Brasil, ada gairah besar orang-orang Indonesia dan Brasil soal olahraga ini.

Hanya saja ada perbedaan besar dan boleh dibilang ini jadi pengalaman pahit saya selama main di Indonesia. Di Brasil saya belum pernah menemui ada penonton masuk ke lapangan dan menyerang pemain. Tetapi di Indonesia saya menjadi saksi sekaligus korban. Tidak hanya sekali, tetapi dua kali.

Yang pertama terjadi ketika PSM bermain tandang ke Barito Putera. Saya tidak tahu kalau ada sejarah buruk soal PSM dan Barito. Saya bermain sampai tiba-tiba penonton masuk lapangan dan saya ditimpuk batu. Saya mendapat luka di wajah.

Pengalaman buruk kedua ketika saya bermain untuk Persija dan bermain di Bandung melawan Persib. Penonton juga sampai masuk dan kali ini wajah saya bengkak terkena lemparan.

[Gambas:Instagram]

Saya tidak ada dendam. Hal itu sudah lama terjadi, jadi bukan masalah lagi. Tetapi itu membuat saya kaget karena saya benar-benar belum pernah melihat kejadian seperti itu di Brasil. Mungkin kalau ribut antara penonton di mana saja di dunia ini pasti ada, tetapi kalau penonton masuk ke lapangan baru di Indonesia saja saya melihatnya.

Fanatik membela sebuah klub buat saya wajar, saya menghargai itu. Tetapi menurut saya tetap harus fair play dan tetap sportif.

Terlepas soal keributan suporter, sepak bola Indonesia bagi saya menarik. Negara ini punya segalanya untuk bisa jadi yang terbaik. Ada talenta, ada lapangan, ada banyak hal yang bisa mendukung perkembangan sepak bola di Indonesia.

Ketika saya baru sampai di Indonesia dan menjalani musim pertama, saya sudah melihat banyak pemain-pemain dengan kelebihan. Semakin lama bermain di Indonesia, saya juga melihat banyak pemain bagus.

Teman-teman saya seperti Aji Santoso, Kurniawan Dwi Yulianto, Bambang Pamungkas, Nuralim, Widodo Cahyono Putro, Imran Nahumarury itu semua pemain bagus.

Hanya saja pemain-pemain di Indonesia belum memiliki rasa kepercayaan diri untuk bisa bersaing. Mereka harus tanamkan keyakinan bahwa mereka bisa dan sanggup bersaing.

Belakangan ini saya baca berita juga soal pemain-pemain muda Indonesia yang bermain di luar negeri, ada di Eropa dan Asia. Ini adalah kabar bagus. Dengan bermain di luar negeri, mereka bisa menambah wawasan soal sepak bola. Saya yakin sepak bola Indonesia bisa berkembang jauh lagi.

Satu hal yang harus juga diperhatikan adalah organisasi (PSSI). Bagaimana organisasi harus berjalan dengan baik dalam membina dan memajukan sepak bola Indonesia.

Saya cinta dengan sepak bola Indonesia, itu yang membuat saya beberapa kali kembali ke Indonesia sebagai pelatih. Saya sempat melatih di Persma Manado, PSMS Medan, serta PSM, tim yang dulu pernah saya bela.

Banner Live Streaming MotoGP 2021

Terakhir saya berada di Indonesia ketika melatih Persipura Jayapura. Kota yang indah, dan kehidupan yang mirip dengan di Brasil. Saya tidak akan pernah lupakan itu. Sayang, waktu di Persipura persiapan sangat sedikit sehingga kami belum bisa menampilkan yang terbaik di liga waktu itu.

Selain menjadi pelatih, saya pun terbuka jika ada pemain Indonesia yang ingin mencari pengalaman di Brasil. Saya pernah membantu anak dari Gomes de Oliveira (mantan pemain asal Brasil yang melatih banyak klub di Indonesia) bermain di Brasil. Selama saya bisa, saya akan coba bantu.

Saya masih punya keyakinan saya akan kembali ke Indonesia dan meraih sukses di sana seperti dulu ketika saya menjadi pemain. Tetapi tentu itu semua butuh waktu dan proses. Semoga saya bisa kembali ke Indonesia dan bertemu dengan kalian semua friend.

(har)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER