Raja Sapta Oktohari: BWF Masih Belum Mengaku Salah
Ketua NOC Indonesia Raja Sapta Oktohari menyatakan bahwa opsi tuntutan ke Court of Arbitration for Sport (CAS) adalah upaya untuk memberikan tekanan pada BWF yang sejauh ini belum mengaku salah.
Okto menyatakan opsi gugatan ke CAS merupakan bentuk tekanan pada BWF.
"Jadi gugatan itu bentuk tekanan kita kepada BWF. BWF masih belum ngaku kalau mereka salah. Kan, BWF sudah minta maaf? Kalau maaf-maafan nanti setelah lebaran kita bisa maaf-maafan."
"Tetapi kerugian kepada atlet kita itu harus ada yang tanggung jawab. BWF tidak bisa berlindung pada pemerintah Inggris. BWF harus kasih tahu apa salahnya," ucap Okto dalam acara Mata Najwa di Trans7.
Okto menyebut bahwa Indonesia sudah melayangkan surat ke BWF dan NOC Inggris. Okto juga sudah berkabar dengan Olympic Council Asia (OCA).
"Kita sudah layangkan surat ke BWF dan NOC Inggris. Kita sudah dapat feedback dari NOC Inggris, tetapi belum dapat dar BWF. OCA juga sudah merespons."
"Insya Allah besok saya kembali ke Jakarta, kita bisa komunikasi dengan Menpora dan PBSI untuk langkah selanjutnya yang akan kita lakukan," kata Okto.
Tim Indonesia dipaksa mundur dari All England setelah menjadi close contact dalam tracing National Health Service (NHS). Hal itu dikarenakan skuad Indonesia berada dalam penerbangan yang sama dengan penumpang yang dinyatakan positif covid-19.
BWF tidak bisa berbuat banyak saat email pemberitahuan dari NHS datang dan alhasil Indonesia dipaksa mundur dari All England lantaran kewajiban isolasi. Dari 24 anggota rombongan Indonesia, hanya 20 yang mendapat pemberitahuan soal kewajiban isolasi 10 hari dari NHS.
Tim Indonesia juga tak bisa meminta tes PCR ulang untuk pembuktian kondisi terkini saat email kewajiban isolasi itu datang. Saat tiba di Birmingham, Tim Indonesia sudah melakukan PCR dengan hasil seluruhnya negatif.
Sehari sebelumnya, BWF sempat menyelenggarakan tes covid-19 dan mendapatkan hasil positif di Denmark, India, dan Thailand. Namun dalam kesempatan tes ulang, seluruh hasil positif tersebut dinyatakan negatif sehingga pihak-pihak yang terlibat bisa bermain.
Sejumlah perlakuan tak menyenangkan juga dialami oleh skuad Indonesia ketika dipastikan wajib isolasi seperti harus berjalan kaki kembali ke hotel dan tidak boleh menaiki lift.
Lewat protes keras banyak pihak dari Indonesia termasuk Dubes Desra Percaya, Indonesia akhirnya bisa pulang pada Minggu (21/3) dan tidak perlu isolasi hingga 10 hari. Dalam tes PCR sebelum pulang, seluruh skuad Indonesia negatif covid-19.