Jakarta, CNN Indonesia --
Liverpool terancam gagal tampil di kompetisi Eropa musim depan setelah tersingkir dari Liga Champions. Satu-satunya jalur ke Eropa bagi Liverpool adalah lewat klasemen Liga Inggris.
The Reds membuang satu-satunya kesempatan realistis tampil di Liga Champions musim 2021/2022 setelah kalah agregat 1-3 dari Real Madrid di babak perempat final.
Dengan memenangi Liga Champions musim ini, klub asal Kota Pelabuhan itu otomatis bisa kembali bermain di musim depan, meskipun terpuruk di Liga Inggris musim ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akan tetapi, Jordan Henderson dan kawan-kawan tidak kuasa membalas kekalahan 1-3 dari Madrid di leg pertama di Stadion Alfredo Di Stefano, pekan lalu.
Pada leg kedua perempat final di Stadion Anfield, Kamis (15/4) dini hari waktu Indonesia, Liverpool hanya bermain imbang 0-0 dengan Los Blancos hingga akhirnya kalah agregat 1-3.
Kegagalan di Liga Champions bisa membawa keterpurukan bagi Liverpool di musim ini. Pasalnya, jalan Liverpool bisa sampai ke empat besar bakal sulit.
 Liverpool disingkirkan Real Madrid di Liga Champions. (AP Photo/Jon Super) |
Jangankan ke Liga Champions, bisa tampil di Liga Europa musim depan dengan menempati peringkat kelima klasemen akhir saja, Liverpool perlu harap-harap cemas.
Dikutip dari situs Premier League, hanya peringkat empat besar klasemen Liga Inggris yang bisa tampil di Liga Champions.
Tim di luar empat besar tetap bisa tampil di level elite turnamen antar klub Eropa itu pada musim berikutnya jika memenangi Liga Champions atau Liga Europa. Akan tetapi, jalur khusus itu tidak lagi berlaku bagi Liverpool.
Kans juara bertahan Premier League tersebut ke Liga Europa juga sulit ditebak dengan melihat performa para pesaing di musim ini.
Chelsea dan West Ham United adalah hambatan terbesar Liverpool saat ini untuk finis di empat atau lima besar agar tetap bisa tampil di Eropa musim depan.
Pemecatan Frank Lampard dan kehadiran Thomas Tuchel memberikan dampak begitu besar bagi Chelsea pada sisa musim ini.
Di tangan Tuchel, The Blues menang 12 kali (7 di Liga Inggris) dan hanya dua kali kalah di semua ajang.
Saat ini, Chelsea menempati peringkat kelima, tertinggal 1 poin di belakang West Ham yang sudah lima pekan bertahan di empat besar. Sementara itu, Liverpool di posisi keenam, tertinggal dua poin di bawah Chelsea.
[Gambas:Video CNN]
Hampir serupa dengan Chelsea, West Ham memiliki tren positif di Liga Inggris setelah kedatangan pemain pinjaman Jesse Lingard dari Manchester United.
Bersama West Ham, Lingard mencetak 8 gol dalam 9 pertandingan di Liga Inggris, termasuk memberikan 6 kemenangan serta 2 hasil imbang.
Liverpool memiliki 7 pertandingan tersisa di Premier League musim ini. Di atas kertas, ketujuh pertandingan itu tidak terlalu berat bagi The Reds karena mayoritas melawan tim-tim papan tengah ke bawah.
Lawan-lawan Liverpool ke depan adalah: Leeds United, Newcastle United, Southampton, West Bromwich Albion, Burnley, dan Crystal Palace.
Hanya Manchester United satu-satunya tim papan atas yang akan dihadapi Liverpool pada sisa laga musim ini. Berdasarkan hitung-hitungan, Liverpool layak mendapatkan 19 dari kemungkinan 21 poin pada sisa pertandingan tersebut.
Salah satu pesaing Liverpool, Chelsea, memiliki tantangan yang lebih besar karena masih bertemu sejumlah lawan kuat.
West Ham, Manchester City, dan Leicester adalah tiga tim papan atas yang akan dilawan The Blues. Sisanya, Christian Pulisic dan kawan-kawan melawan Brighton and Hove Albion, Fulham, Arsenal, serta Aston Villa. Dalam tujuh pertandingan itu, Chelsea diprediksi meraih 17 poin.
West Ham memiliki nasib yang sama dengan Liverpool pada sisa Premier League musim ini. Hanya memiliki satu lawan berat, Chelsea, sementara sisanya tim papan tengah dan bawah: Newcastle, Burnley, Everton, Brighton, West Brom, dan Southampton.
Jika tim asuhan David Moyes itu bisa konsisten pada sisa pertandingan tersebut, mereka bisa mengoleksi 19 poin dan memiliki posisi aman untuk tampil di kompetisi Eropa.
[Gambas:Video CNN]
Sementara itu, Liverpool dan Chelsea bisa memiliki hasil yang sama, 21 poin jika sesuai dengan perhitungan di atas.
Persoalan lain yang bisa menghambat Liverpool pada persaingan meraih tiket ke Eropa adalah, mereka justru mudah kalah dari tim-tim kecil dibandingkan dengan tim besar.
Dalam 9 kekalahan yang diderita Liverpool di musim ini, 6 di antaranya usai takluk dari tim-tim menengah dan bawah, semisal Villa, Brighton, hingga Fulham.
Sedangkan saat melawan tim-tim big six, 4 kali menang, 2 kali imbang dan 2 kali kalah. Dalam dua pertemuan dengan Leicester, Liverpool juga sekali menang dan sekali kalah.
Keterpurukan Liverpool di musim ini tidak saja karena kehilangan pilar di sektor pertahanan: Virgil van Dijk dan Joe Gomez, tetapi juga tersumbatnya keran gol dari lini depan.
Sampai dengan 31 pertandingan yang dilewati Liverpool, trio maut Mohamed Salah, Sadio Mane, dan Roberto Firmino mengoleksi 32 gol. Sedangkan pada musim lalu, Salah, Mane, dan Firmino bisa mencetak 40 gol dalam 31 laga.
Kehadiran Diogo Jota sebagai amunisi baru di lini depan belum juga bisa membantu Liverpool. Saat ini Jota sudah mencetak 8 dol dari 14 pertandingan.
Dengan tersingkir dari Liga Champions, Liverpool bisa lebih berkonsentrasi guna bersaing di Liga Inggris.
Meski hal tersebut jadi keuntungan, namun Liverpool tetap perlu mengubah kebiasaan yang kerap kalah dari tim-tim lemah di musim ini. Terlebih lagi sebagian besar lawan Liverpool pada sisa pertandingan musim ini adalah tim-tim medioker.
Karena, tanpa tampil di kompetisi Eropa musim depan hal itu menambah keterpurukan Liverpool di musim ini yang berstatus juara bertahan Liga Inggris.