Kontroversi European Super League (ESL) yang diprakarsai Floentino Perez belum berakhir. Teranyar, presiden Real Madrid itu ingin memotong durasi bermain sepak bola di bawah 90 menit.
Florentino Perez menilai pertandingan sepak bola makin kurang digandrungi kawula muda karena durasi yang terlalu lama.
"Kita harus menganalisa mengapa sekitar 40 persen anak muda direntang usia 16-24 tahun tidak tertarik sepak bola? Mereka mengatakan durasi pertandingannya terlalu panjang," kata Florentino Perez dikutip ESPN.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika anak muda sudah tak mau menonton seluruh laga, itu karena persaingan sudah tidak menarik lagi atau kita harus memangkas durasi pertandingan," tambah Perez.
Saat ini Perez jadi sosok paling vokal mewujudkan European Super League. Ide membuat kompetisi baru merupakan kritik terhadap UEFA sebagai penyelenggara Liga Champions.
UEFA menurutnya sangat merugikan secara ekonomi lantaran tim-tim besar tidak bisa sering bertemu. Beberapa pemimpin klub elite Eropa kemudian bertemu untuk membahas reformasi Liga Champions.
Sebanyak 12 klub top Benua Biru telah mendeklarasikan dukungan terhadap penyelenggaraan European Super League (ESL). Ke-12 klub tersebut termasuk Madrid, Liverpool, Manchester City, AC Milan, Inter Milan, dan Juventus.
Namun, keinginan 12 klub tersebut mendapat tentangan dari UEFA, selaku badan sepak bola Eropa. UEFA mengancam akan memberikan sanksi tegas kepada klub-klub 'pembangkang' tersebut.
Para pemain yang tergabung dalam 12 tim tersebut juga mendapat ancaman sanksi serius. Mereka bisa dilarang bermain di Piala Dunia dan Piala Eropa.
Namun, Florentino Perez bergeming. Ia yakin UEFA tidak akan berani mengeluarkan sanksi kepada Real Madrid dan beberapa tim papan atas Benua Eropa tersebut.
(jun/ptr)