Jakarta, CNN Indonesia --
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Rionny Mainaky memberikan peringatan keras buat tim bulutangkis Indonesia yang akan tampil di Olimpiade Tokyo 2020.
Peringatan itu diberikan berdasarkan hasil Simulasi Olimpiade Tokyo 2020 yang digelar hari Rabu (16/6) dan Kamis (17/6) di Pelatnas Cipayung, Jakarta Timur. Secara khusus Rionny mengevaluasi penampilan pemain yang belum berhasil menang dalam laga simulasi tersebut.
Khususnya buat empat wakil Indonesia yang kalah dari lawan-lawan mereka yang merupakan sesama penghuni pelatnas Cipayung saat simulasi digelar. Mereka adalah Anthony Sinisuka Ginting, Gregoria Mariska Tunjung, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, dan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti yang takluk atas lawan-lawannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Gregoria mengaku belum lepas bermainnya. Di gim kedua memang ia sudah mulai dapat polanya tapi dirasa belum memuaskan. Di gim ketiga dia menurunkan speed, ya mungkin dia merasa lawan bisa dia atasi, tapi karena pemain muda ternyata speed dan semangatnya masih ada. Jadi malah balik lagi dan tidak lepas lagi mainnya. Ada rasa ragu-ragu," kata Rionny dalam rilis PBSI yang diterima CNNIndonesia.com.
Untuk Ginting, lanjut Rionny, startnya bagus tapi kurang menjaga sehingga kondisinya turun di gim ketiga.
"Saya lihat tidak hanya di simulasi tapi di turnamen-turnamen sebelumnya. Dia kan sama seperti Grego mainnya menyerang dan kontrol jadi harus konsisten terus, tidak boleh lengah," ungkap Rionny.
Sedangkan untuk Praveen/Melati disebut tampil hanya 50 persen karena Praveen ada sakit yang membuat geraknya jadi tidak leluasa. Rionnya berharap semoga Praveen bisa segera pulih.
"Ahsan/Hendra sudah bagus, tapi lawannya memang seimbang," ujar Rionny.
Baca lanjutan artikel ini di halaman berikutnya>>>
Di sisi lain, Jonatan Christie, Marcus Fernaldi/Gideon, dan Greysia Polii/Apriyani Rahayu mampu mengambil kemenangan dalam sesi simulasi menuju Olimpiade Tokyo 2020. Melihat penampilan dan persiapan timnya, Rionny optimis Indonesia bisa meraih prestasi terbaik di Tokyo pada 23 Juli sampai 8 Agustus mendatang.
Secara keseluruhan, Rionny mengatakan ada pemain yang bisa maksimal, tapi ada juga yang belum. Menurutnya, menjalani simulasi sambil latihan berat itu tidak mudah untuk dilakukan.
"Jadi dari simulasi ini kita sudah punya gambaran apa yang sudah bagus dan apa yang masih kurang dan harus ditambah dalam program-program latihan. Saya melihat bukan hanya dari simulasi tapi di latihan mereka sehari-hari motivasinya tinggi dan juga persiapan yang bagus. Jadi saya harap kita bisa lebih fight dan konsentrasi lagi di sisa waktu ini."
"Tapi yang saya lihat untuk tim Olimpiade sudah cukup siap, terutama untuk yang bisa mengeluarkan penampilan terbaiknya. Untuk yang kalah, mereka harus benar-benar melakukan evaluasi dengan pelatih. Ini kesempatan untuk cepat menyadari apa yang masih kurang untuk pertandingan di Olimpiade nanti," terangnya.
Rionny menambahkan bahwa tim Olimpiade masih memerlukan beberapa kali lagi simulasi jelang keberangkatan ke Tokyo. Adik dari Richard Mainaky tersebut melihat beberapa pemain belum mendapatkan suasana pertandingan karena lama absen dari turnamen.
Dari hasil simulasi itu jiga Rionny hanya melihat dari sisi fisik, teknik, dan gerakan pemain yang dinilai sudah lumayan. Tapi ia merasa pemain belum mendapatkan suasana bertandingnya, terlihat dari rasa canggung dan belum lepas saat bermain.
"Nah pelatih harus jeli melihat ini. Makanya saya harapkan mereka untuk kembali mengadakan latih tanding sendiri, dua atau tiga kali, buat seperti di turnamen, ada umpire dan lain-lain karena kalau kita bikin lagi seperti kemarin sudah tidak ada waktu."
"Dua minggu Training Camp di Kumamoto dan satu minggu di Tokyo sebelum pertandingan, menjadi bekal untuk mereka lebih siap dan bisa mengeluarkan semua yang dipunya. Semoga kita bisa mencapai tujuan meraih medali sebanyak-banyaknya," tutup Rionny.
[Gambas:Video CNN]