Anders Boesen, salah satu dokter timnas Denmark yang memberi pertolongan pertama ke Christian Eriksen saat pingsan akibat henti jantung merupakan mantan atlet bulutangkis. Dia pernah mengalahkan Taufik Hidayat di ajang All England 2001.
Pada babak 16 besar itu, Taufik Hidayat yang adalah unggulan secara mengejutkan takluk dua set langsung. Anders unggul lewat skor 15-13 dan 15-10.
Dalam laga Denmark vs Finlandia di Stadion Parken, Copenhagen, Denmark ini Anders bertindak sebagai asisten sang kakak kandung, Morten Boesen. Dia adalah kepala tim dokter timnas Denmark.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kesigapan Boesen bersaudara ini pun mendapat banyak pujian. Tindakan memulihkan jantung Eriksen melalui CPR (resusitasi jantung paru) dan sekali hentakan defibrillator dinilai sangat inspiratif.
Pelatih ganda putra bulutangkis India asal Denmark, Mathias Boe, mengaku emosional saat melihat peristiwa itu. Apalagi, Boe pernah bermain bersama dengan Anders dan Morten untuk Denmark.
"Saya kagum melihat bagaimana staf medis [Denmark] bereaksi dengan cepat. Saya bangga sebagai pemain bulutangkis bahwa Morten telah memberinya CPR dan membantu menghidupkan [Eriksen] kembali," kata Boe, seperti dilansir Indian Express.
Peraih medali perak Olimpiade 2012 ini menambahkan, cukup lumrah di Denmark para atlet berkarier sambil menempuh kuliah kedokteran. Hal ini pula yang dilakukan Morten dan Anders.
"20 tahun yang lalu, cukup umum bagi kami semua berkarier bulutangkis dan mengambil kuliah di sela-sela sesi latihan. [Mantan juara dunia] Peter Rasmussen, Niels Christian Kaldau, Morten dan Anders juga belajar kedokteran," ucap Boe.
Boe menambahkan, Boesen bersaudara sangat gigih dan beretos tinggi sebagai individu. Saat keduanya mulai menekuni kedokteran, intensitas latihan bulutangkis sama sekali tak menurun.
Morten mengisahkan, Denmark merupakan negara yang sangat peduli dengan persoalan pertolongan pertama. Sebagai contoh, orang yang akan mengambil surat izin mengemudi harus melakukan kursus CPR.
![]() |
"Jadi semua orang di atas usia 18 tahun tahu [soal CPR] ini. Mungkin generasi yang lebih tua tidak begitu banyak. Juga, ada heart-starter di berbagai lokasi di seluruh kota dan hampir setiap orang memiliki Aplikasi Heart Helper," ucap Morten.
(abd/ayp)