Jakarta, CNN Indonesia --
Tim dayung Indonesia yang diperkuat Mutiara Rahma Putri/Melani Putri tak pasang target medali saat tampil pada Olimpiade 2020 di Sea Forest Waterway, Tokyo 25 Juli sampai 1 Agustus mendatang.
Mutiara/Melani lolos ke Olimpiade Tokyo setelah meraih peringkat keempat dalam kualifikasi di Tokyo pada 7 Mei lalu. Mutiara/Melani mencatatkan waktu 7 menit 35,71 detik saat tampil nomor rowing lightweight women's double sculls.
Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PB PODSI), Budiman Setiawan mengatakan sekalipun tidak ditarget medali dan target catatan waktu, Budiman berharap kedua atletnya bisa berlomba dengan optimal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di olahraga dayung catatan waktu itu tergantung cuaca. Saya hanya menekankan supaya mereka bertanding dengan optimal. Target kami memang meloloskan atlet dan bisa bertanding di Olimpiade. Jadi tidak ada target khusus," tutup Budiman.
Budiman juga mengatakan ini jadi kali keempat tim dayung Indonesia meloloskan atlet ke Olimpiade.
Pertama kali tim dayung Indonesia tampil di Olimpiade pada 1992 dari nomor kano, kemudian 2004 di nomor rowing dan kano, kemudian 2016 di nomor rowing.
"Di olahraga dayung tidak kenal wildcard, jadi untuk bisa lolos ke Olimpiade harus benar-benar pakai prestasi. Level rowing kita ke dunia masih jauh, jadi bisa lolos saja sudah bersyukur, apalagi tidak pakai wildcard," kata Budiman kepada CNNIndonesia.com, Senin (12/7).
Terlebih, kali ini tim dayung Indonesia diwakili dua atlet muda potensial. Mutiara diketahui masih berusia 17 tahun dan Melani berusia 22 tahun. Meski begitu, secara mental Budiman menyebut kedua anak asuhnya itu sudah cukup siap untuk bersaing di Olimpiade.
"Secara jam terbang memang masih kurang. Mereka masih junior, terutama Mutiara masih 17 tahun. Tapi mereka juga sudah pernah ikut SEA Games, saya rasa secara mental mereka siap, motivasi juga sudah kami berikan meskipun sifatnya umum, tidak khusus," ujar Budiman.
Bersambung ke halaman berikutnya...
Sampai saat ini, Mutiara dan Melani masih terus ditempa di Situ Cileunca, Pengalengan, Jawa Barat. Jelang pertandingan, kedua atlet kini sudah mengurangi volume dan menambah intensitas latihannya.
Budiman menyebut tapering atau persiapan akhir dalam periodesasi rencana latihan akan dilakukan seminggu sebelum perlombaan di Jepang. Sebab, saat ini para atlet cukup terganggu dengan kewajiban tes swab PCR tujuh hari beruntun sebagai syarat jelang keberangkatan ke Tokyo, Jepang.
Kewajiban itu menjadi syarat yang diberikan pemerintah Jepang kepada Indonesia yang masuk kategori 1 negara berisiko tinggi penularan Covid-19.
"Tapering seminggu sebelum pertandingan, kelihatannya kami akan tapering mulai tanggal 18 Juli karena sekarang agak terganggu harus PCR tiap hari selama tujuh hari sebelum jalan. Dan ini sudah kami lakukan sejak kemarin," ujarnya.
Kendala yang terjadi adalah tes PCR harus dilakukan di rumah sakit yang direkomendasi, yakni RS Siloam. Dari Pengalengan, RS Siloam terdekat berada di Purwakarta.
"Agak mengganggu karena harus PCR di rumah sakit yang direkomendasi. Jadi pagi setelah latihan anak-anak jalan ke Purwakarta untuk PCR, pulang siang dan sorenya latihan lagi. Jadi anak-anak capek di perjalanan," kata Budiman.
"Sebetulnya kalau ada lab kami tidak terganggu, sebab kalau bisa di klinik dekat sini, dalam kondisi kasus yang sedang banyak butuh 4 hari untuk dapat hasil PCR-nya karena hasil harus dikirim ke Labkesda di Bandung lebih dulu."
Soal peralatan Budiman memastikan semua aman. Dari Indonesia, tim dayung hanya membawa tiga pasang pengayuh baru berukuran 3 meter.
Sedangkan perahu, PODSI sudah menyewa perahu yang sama dengan yang dipakai Mutiara dan Melani selama menjalani latihan di Pengalengan. Perahu yang disewa bermerk Winteck produksi China dengan harga sewa 800 dollar atau sekitar Rp11,6 juta.
"Ini perahu paling bagus buatan China yang kami sewa di Tokyo. Kalau kami bawa sendiri ongkosnya cukup mahal, sedangkan ini kan kami cuma bawa atlet satu pasang, jadi tidak masalah," sebutnya.
Jika tidak ada aral melintang, tim dayung Indonesia akan tiba di Tokyo pada Minggu (18/7) pagi, kemudian dilanjutkan dengan mengukur perahu di sore harinya. Rencananya, Mutiara dan Melani sudah bisa memulai latihan, Senin (19/7).
[Gambas:Video CNN]