Jakarta, CNN Indonesia --
Cabang olahraga angkat besi menjadi salah satu tambang medali buat Indonesia di ajang Olimpiade. Angkat besi bertekad memecahkan catatan emas untuk kali pertama di Olimpiade Tokyo 2020.
Indonesia pertama kali berpartisipasi di Olimpiade pada tahun 1952 saat angkat besi menjadi satu dari tiga cabor yang lolos selain renang dan atletik. Lifter Indonesia yang diwakili Thio Ging Wie hanya mampu menempati peringkat kedelapan kelas ringan putra.
Sejarah mencatat, jejak medali Tim Indonesia di Olimpiade sejak 1986 hanya diraih tiga cabang olahraga. Selain bulutangkis, ada juga panahan dan angkat besi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Panahan menjadi cabang olahraga pertama yang berhasil menyumbangkan medali buat Indonesia yakni perak di Olimpiade Seoul 1988. Sedangkan bulutangkis cabang yang pertama mempersembahkan medali emas Olimpiade buat Merah Putih di Barcelona 1992.
Angkat besi mulai merintis jejak sebagai cabor andalan Indonesia di pentas Olimpiade, setelah berhasil mempersembahkan medali pertama bagi Merah Putih di Olimpiade Sydney 2000. Tak tanggung-tanggung, ada tiga medali dari cabor angkat besi untuk kontingen Indonesia di Olimpiade Sydney.
Tiga medali tersebut disumbangkan Lisa Rumbewas yang meraih medali perak di kelas 48 kg putri serta dua medali perunggu yang masing-masing dari Sri Indriyani di kelas 48 kg putri dan Winarni 53 kg putri. Sejak saat itu, angkat besi selalu berhasil meraih medali di pesta olahraga terbesar dunia itu.
 Triyatno mempersembahkan perak dan perunggu untuk Indonesia di Olimpiade. (ANTARA FOTO/INASGOC/Dhemas Reviyanto) |
Keberhasilan Lisa di Sydney berlanjut empat tahun kemudian di Olimpiade Athena 2004. Kali ini ia mampu meraih medali perak di kelas 53 kg.
Catatan prestasi itu terus berlanjut di Olimpiade Beijing 2008. Di China, angkat besi lagi-lagi berhasil mempersembahkan satu medali perak dan dua perunggu.
Turun di kelas yang sama ketika tampil di Athena 20004, Lisa mempersembahkan medali ketiganya di Olimpiade buat Indonesia. Lisa merebut medali perunggu yang jadi medali Olimpiade ketiga untuknya.
Sedangkan dua perunggu dipersembahkan oleh Eko Yuli Irawan yang menjalani debut Olimpiadenya di kelas 56 kg dan Triyatno di kelas 62 kg.
Baca lanjutan berita ini di halaman berikut >>>
Kebesaran angkat besi Indonesia di kancah Olimpiade juga tidak akan pernah dilupakan ketika menyelamatkan muka Indonesia sebagai satu-satunya cabor yang meraih medali di Olimpiade London 2012.
Di tengah keterpurukan bulutangkis Indonesia yang dibebani target emas, angkat besi mampu meraih satu perak dan satu perunggu dari London. Medali perak dipersembahkan oleh Triyatno yang turun di kelas 69 kg putra, sedangkan perunggu diraih Eko Yuli Irawan dari kelas 62 kg putra.
Di edisi Olimpiade terakhir di Rio de Janeiro, Brasil 2016 angkat besi juga masih mampu memperpanjang catatan prestasi medali buat Indonesia di Olimpiade. Konsistensi itu ditunjukkan lewat dua medali perak yang dibawa pulang ke Tanah Air.
Eko Yuli mampu memperbaiki catatan prestasinya di Rio de Janeiro dengan meraih perak. Satu lagi medali perak dipersembahkan lifter putri, Sri Wahyuni yang berlaga di kelas 48 kg putri.
Kini di Olimpiade Tokyo 2020, angkat besi berusaha untuk melanjutkan tradisi medali buat Indonesia. Angkat besi pun punya mimpi lebih besar yaitu bisa menembus catatan medali emas bagi kontingen Indonesia untuk kali pertama.
 Windy Cantika adalah salah satu lifter yang bakal berlaga di Olimpiade. (ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana) |
Lima wakil dipastikan lolos yakni Eko Yuli Irawan yang turun di kelas 62 kg putra, Windy Cantika Aisah di kelas 49 kg putri, Deni di kelas 67 kg putra, Rahhmad Erwin Abdullah di kelas 73 kg puta dan Nurul Akmal di +87 kg putri.
Perjalanan panjang prestasi angkat besi Indonesia di Olimpiade membuat peluang terbuka lebar. Terlebih untuk Eko Yuli yang untuk kali keempat tampil di ajang multievent olahraga terbesar di dunia. Ia berpeluang melengkapi koleksi medali Olimpiade jika mampu meraih medali emas di Tokyo 2020.
"Motivasi, cita-cita di olahraga pasti medali emas Olimpiade. Tapi sekarang kan harus berusaha dulu. Yakin gak? bisa gak? lihat di hari H nanti. Moitvasi saya sekarang cukup tinggi buat dapat emas, buat melengkapi koleksi medali di Olimpiade sekaligus atlet pertama yang tampil dan dapat medali di empat Olimpiade berturut-turut," kata Eko Yuli kepada CNNIndonesia.com, Rabu (14/7).
[Gambas:Video CNN]