2. Tradisi Semifinal
Tunggal putra Indonesia memiliki tradisi bagus ketika tampil di semifinal Olimpiade sejak medali badminton kali pertama di hitung pada edisi 1992.
Sejak 1992 sebanyak 7 atlet badminton tunggal putra Indonesia melangkah ke semifinal Olimpiade. Dari 7 atlet tersebut, 6 di antaranya sukses meraih medali: 2 emas, 2 perak, dan 2 perunggu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga :![]() OLIMPIADE TOKYO Anthony Ginting Akhiri Kutukan 17 Tahun Indonesia |
Dua emas itu dipersembahkan Alan Budikusuma (1992) dan Taufik Hidayat (2004), Ardy Wiranataa (1992) dan Hendrawan (2000) meraih perunggu, sedangkan Hermawan Susanto (1992) dan Sony Dwi Kuncoro (2004) mendapatkan perunggu.
Dua tunggal putra lain yang gagal meraih medali setelah sampai di semifinal adalah Heryanto Arbi pada Olimpiade Atlanta 1996 usai kalah 11-15, 6-15 dqri Poul-Erik Larsen.
3. Performa Apik
Faktor lain yang bisa mendukung Anthony Ginting mengalahkan Chen Long adalah performa pebulutangkis 24 tahun itu di Olimpiade Tokyo.
Penampilan Ginting pada Olimpiade Tokyo cukup apik. Pemain kelahiran Cimahi itu tidak menelan kekalahan gim dari lawan-lawannya dalam tiga pertandingan.
Ginting baru merasakan kekalahan gim ketika menghadapi Anders Antonsen di babak perempat final. Ketika itu Ginting menang 21-18, dan kalah di set kedua 15-21, sebelum kembali menang 21-18.
Dibandingkan dengan Chen Long, rapor Ginting masih lebih bagus. Chen Long dua kali menelan kekalahan set, dari Lee Zii Jia di babak 16 besar dan Chou Tien Chen di perempat final.
(sry)