Pelatih PB Jaya Raya lainnya, Lanny Tedjo menilai Apriyani Rahayu jadi dewasa selama berpasangan dengan Greysia Polii. Karakter Apriyani yang tampil penuh semangat yang disebut 'grusa-grusu' tampak jauh lebih tenang saat Olimpiade Tokyo ini.
"Greysia bisa membawa juniornya bermain lebih tenang. Jadi menenangkan Apriyani supaya tidak terpancing dengan teriakan-teriakan lawannya, sehingga tidak rusak karena taktik lawan. Greysia mendewasakan Apriyani," ucap Lanny.
Agus Setiadi Lukita, Ketua Pengurus Yayasan Pembangunan Jaya Raya menambahkan, prestasi yang dicapai Greysia/Apriyani jangan sampai membuat terlena. Sebaliknya ini menjadi momentum untuk membangkitkan sektor yang sudah lama kering gelar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Greysia dan Apriyani ini salah satu bukti upaya jangka panjang. Kalau ditanya ke pelatih, kita itu merekrutnya masih SD, terus juaranya usia 20 sekian. Kalau kita melakukan selebrasi itu untuk penghargaan pelatih-pelatih kita. Kami melatihnya 20 tahun untuk memetik," kata Agus.
Greysia Polii/Apriyani Rahayu mencatatkan sejarah manis dengan menjadi ganda putri pertama yang menyumbang emas untuk Indonesia di Olimpiade.
Greysia/Apriyani menjadi pemenang dalam sektor ganda putri setelah menundukkan pasangan China, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan, dengan skor 21-19 dan 21-15.