Jakarta, CNN Indonesia --
Muhammad Rafli Setiawan sempat terganjal restu orang tua dalam mewakili DKI Jakarta di cabang olahraga esport pada Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua 2020.
Menjadi atlet bukan hal mudah yang dilakukan Rafli. Apalagi untuk esport, cabang yang masih banyak dianggap tabu sebagian besar orang tua, termasuk orang tua Rafli. Esport juga hanya berstatus ekshibisi pada PON Papua nanti.
Ditambah lagi dengan usia Rafli masih jauh lebih muda dari rata-rata atlet esport lain yang mewakili DKI Jakarta maupun daerah lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, siswa SMPN 181 Jakarta Pusat itu berusia 13. Dengan usia itu Rafli tercatat sebagai atlet termuda yang tampil di PON Papua dari cabor esport.
"Orang tua sih pertama marahin mulu, soalnya main game, males-malesan, makan telat," kata Rafli dilansir Antara.
[Gambas:Instagram]
"Nah, kemarin pas tahu esport mewakili DKI Jakarta pertamanya enggak tahu apa itu esport, terus dijelasin sama ofisial DKI, akhirnya diizinin buat mewakili DKI Jakarta," ucap Rafli menambahkan.
Setelah mendapatkan penjelasan dari ofisial esport DKI, orang tua Rafli pun mengizinkan anaknya terbang ke Papua dan berjuang meraih prestasinya di level nasional.
Tak hanya itu, Pengurus Besar Esport Seluruh Indonesia (PB ESI) juga mengeluarkan surat izin resmi untuk sekolah Rafli dan atlet lain yang berstatus pelajar agar bisa berlaga di PON Papua.
Rafli sendiri mengaku mendapat dukungan dari pihak sekolah, termasuk dukungan semangat dari guru-guru untuk tampil di PON Papua dan membawa pulang medali emas. Ia menyebut pendidikan tetap menjadi fokus utamanya saat ini, meski kini berstatus sebagai atlet esport.
"Pendidikan nomor satu sih, harus belajar. Ke depannya cita-citanya mau jadi pemain profesional, jadi juara dunia," sebut Rafli.
Perkenalan Rafli dengan dunia esport sejak berusia 11 tahun, ketika ia masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Kala itu, ia melihat salah seorang temannya di dekat rumah bermain Free Fire.
Rafli lalu dikenalkan dengan komunitas Free Fire yang kemudian terbentuk tim yang dinamakan Basreng.
Baca kelanjutan berita ini pada halaman berikutnya>>>
Bersama tim Basreng, Rafli kemudian mulai memasuki dunia kompetitif pada 2019 dengan mengikuti beberapa turnamen offline tingkat komunitas. Pada permainan tersebut Rafli memiliki posisi sebagai rusher atau penyerang.
"Pertama sih saya lihat teman main game, saya jadi ingin main game. Saya pernah melihat YouTuber menjadi rusher, setelah itu saya lihat cara mainnya, saya latihan akhirnya saya suka," tutur Rafli.
"Di situ mulai atur strategi cara jadi rusher bagaimana, habis itu saya sudah mulai paham cara jadi rusher, akhirnya sampai saat ini masih jadi rusher," ungkap Rafli melanjutkan.
Untuk bisa lolos ke PON Papua 2020, Rafli menjalani latihan delapan jam sehari bersama tim Free Fire DKI Jakarta.
Kerja kerasnya terbayarkan ketika ia dan timnya mampu mengungguli provinsi-provinsi lain dalam gelaran Pra PON serta lolos ke babak utama untuk mewakili tingkat provinsi dan terbang ke Papua bertanding secara offline.
"Senang bisa sampai sini bisa mewakili DKI Jakarta, latihan enggak sia-sia. Main santai pokoknya musuh di depan hajar, mau lawannya sekeras apa intinya mah lawan dulu saja. Di dalam game semua sama," ujarnya.
Di sisi lain, Ketua Kontingen Esport DKI Jakarta, Michael Eprafas mengaku paham dengan kekhawatiran para orang tua, termasuk orang tua Rafli untuk melepas anaknya ke PON. Ia mengatakan PB ESI juga telah mengeluarkan surat rekomendasi yang menyebut bahwa Rafli terpilih dan berhak mewakili DKI Jakarta di PON Papua 2020.
Tampilnya Rafli yang masih bersusia 13 tahun mewakili DKI Jakarta di esport PON 2020 disebut Michael seharusnya dianggap sebagai suatu kebanggaan tersendiri. Sebab, di usianya yang masih muda, Rafli sudah mampu mengukir presrtasinya.
"Pasti namanya orang tua apalagi ini jauh di Papua ada kekhawatiran, bagaimana keselamatannya, kesehatannya, tapi pada akhirnya kita dapat meyakinkan orang tuanya juga."
"Selanjutnya kita juga jelaskan kepada orang tua bahwa PON ini suatu ajang resmi, turnamen nasional yang sangat besar dan resmi didukung oleh pemerintah, dari segi kesehatan, protokol kesehatan juga ketat, dari segi keselamatan juga ketat," tutur Michael.
[Gambas:Video CNN]