Ada cerita pilu di balik kesuksesan Ari Pramanto usai meraih medali emas kempo di PON Papua 2021. Selepas kejuaraan, atlet Sumatera Barat itu harus melunasi utang yang melilit.
Ari memenangi pertandingan shorinji kempo kategori randori (tarung) kelas 70 kilogram di GOR STT GIDI, Kabupaten Jayapura, Rabu (13/10).
Air mata bahagia tak mampu ia bendung usai dinyatakan menang atas lawannya kenshi Papua Barat Julifan Prastyo Nugroho.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat laga berakhir Ari langsung melakukan penghormatan kepada dewan juri dan panitia pertandingan serta penonton di GOR STT GIDI. Tak lupa ia beranjak ke salah satu sudut GOR untuk memberikan sapaan hangat kepada pendukung yang senantiasa bersorak-sorai.
Selepas itu Ari turun ke ruang istirahat sembari mengutak-atik telepon pintar miliknya. Barangkali, Ari tengah mengabari para kerabat atas kemenangan di PON Papua melalui pesan instan WhatsApp.
Saat ditemui, Ari tersenyum tipis dan mulai membuka pembicaraan-pembicaraan ringan. Sungguh tidak disangka, di balik kemenangan yang diraih, Ari menyimpan satu beban dan tanggung jawab luar biasa. Ia terlilit utang.
Ari tidak menyebutkan secara rinci nominal utang yang mesti ia lunasi. Namun yang pasti kala PON Papua berakhir, utang itu harus pula segera ia selesaikan.
Kemenangan emas PON Papua tentu memberi secercah harapan. Pemuda kelahiran Kota Sawahlunto itu mengaku bonus yang akan ia terima dari pemerintah Provinsi Sumatera Barat akan digunakan untuk membayar utang. Mirisnya, Ari berutang ke beberapa orang.
"Kalau bicara bonus, mungkin semuanya untuk bayar utang saja lagi," kata kenshi Sumatera Barat itu seperti dikutip dari Antara, Rabu (13/10).
Ari mengaku terpaksa meminjam sejumlah uang untuk biaya selama latihan persiapan PON Papua. Sejak dua tahun terakhir, Ari bolak dari Kota Arang menuju Padang. Lokasi dua daerah tersebut tidaklah dekat. Terdapat jarak sekitar 97 kilometer atau tiga jam perjalanan lebih menggunakan mobil yang mesti ia tempuh.
Selama itu pula Ari harus tetap menafkahi anak dan sang istri. Tidak hanya itu, sebagai anak laki-laki tertua dalam keluarga, Ari juga melaksanakan kewajiban terhadap orang tua.
Bisa dibayangkan betapa besar pengeluaran pemuda 34 tahun itu selama dua tahun terakhir. Sebenarnya, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sumatera Barat memberikan uang saku untuk persiapan PON Papua.
Akan tetapi, masalahnya, uang yang diberikan oleh KONI Sumatera Barat itu sering terlambat atau menunggak. Imbasnya, Ari terpaksa meminjam uang demi menutupi kebutuhan sehari-hari.
Baca lanjutan berita ini di halaman berikutnya>>>