2. Main Efektif
Timnas Indonesia semula lebih cenderung bertahan, namun dalam kondisi tak sering memegang bola ada dua gol tercipta melalui Ricky dan Irfan.
Proses gol yang singkat dan tak membutuhkan waktu lama serta utak-utik bola dari pemain, sepertinya menjadi keinginan Shin di Timnas Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Permainan ini sempat terlihat sebelumnya ketika Timnas Indonesia bertemu Thailand dalam laga kualifikasi Piala Dunia 2022, pertengahan tahun ini.
Namun yang menjadi permasalahan, anak asuh Shin tak selalu bisa memperagakan permainan seperti ini ketika bertemu kesebelasan-kesebelasan yang memiliki level dan kualitas lebih baik.
3. Bertahan dan Transisi
Sempat banyak menerima serangan Hlaing Bo Bo dan kawan-kawan, lini belakang menunjukkan kemampuan peredaman yang cukup baik. Ini menunjukkan Timnas Indonesia setidaknya memiliki level permainan tersendiri, dan tidak mudah diekspos sembarang lawan.
Alfeandra Dewangga tak canggung main bersama Fachruddin Aryanto. Sementara Shin juga memiliki banyak opsi di posisi bek tengah, seperti Victor Igbonefo dan Ryuji Utomo. Sementara untuk posisi full back kemungkinan besar Asnawi Mangkualam dan Pratama Arhan tak tergeser.
Setelah mampu membentengi gawang, transisi dari bertahan ke menyerang yang diperagakan Timnas Indonesia terbukti bisa berjalan mulus dengan kehadiran gol-gol di saat lawan asyik menyerang.
Assist Ezra, Alfeandra, dan Ricky menunjukkan koneksi tim yang cukup baik. Peran Rachmat Irianto dan Evan Dimas pun tak bisa disepelekan kendati tak langsung terlibat dalam proses penciptaan gol.
(nva/jun)