3. Peter Withe
Tak sukses dengan sentuhan Kolev, PSSI beralih pada pelatih asal Inggris, Peter Withe. Dan ajang pertama yang diikuti mantan pemain Nottingham Forest ini adalah Piala AFF 2004 yang berlangsung di Vietnam dan Malaysia.
Tergabung di Grup A bersama Singapura, Vietnam, Laos, dan Kamboja, Timnas Indonesia tak terbendung. Sebanyak 17 gol dilesakkan Bambang Pamungkas dan kolega tanpa sekalipun kebobolan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun racikan Withe tak bertuah pada laga final melawan Singapura. Pada leg pertama di Indonesia takluk 1-3, dan di leg kedua di Singapura kalah 1-2. Julukan spesialis runner-up Piala AFF mulai disematkan ke Indonesia.
4. Alfred Riedl
Untuk mencapai target juara Piala AFF, PSSI lantas mendatangkan pelatih asal Austria yang telah lama tinggal di Vietnam, Alfred Riedl. Kebetulan Indonesia bertindak jadi tuan rumah pada 2010.
Tanda-tanda akan juara terlihat pada babak grup. Tim Merah Putih tak tertandingi dan selalu pesta gol. Sayang pada partai final dikandaskan Malaysia. Bahkan sempat mencuat isu suap di internal Timnas Indonesia.
Riedl kembali sukses membawa Indonesia ke final Piala AFF 2016. Tapi lagi-lagi tim Merah Putih gagal di final setelah dikalahkan Thailand dengan agregat 2-3.
5. Shin Tae Yong
Sempat tertunda karena pandemi Covid-19, Piala AFF 2020 akhirnya berlangsung pada akhir 2021. Ini menjadi ajang ketiga Shin Tae Yong setelah tak bisa berbuat banyak di Kualifikasi Piala Dunia 2022 dan gagal di kualifikasi Piala Asia U-23.
Dalam ajang di tengah pandemi ini Shin banyak memanggil pemain muda. Pelatih asal Korea Selatan ini percaya diri bisa memberi prestasi dengan skuad mudanya. Hasilnya dianggap positif suporter, meski kalah di final.
Namun bagi Exco PSSI Haruna Soemitro ini tetap saja kegagalan. Pasalnya Shin ditarget juara dan sang pelatih siap memenuhi target tersebut. Kendati demikian PSSI tak akan memutus kontrak Shin atau tetap hingga Desember 2023.
(abs/har)