INSPIRASI ATLET

Dilema Noor Al-Malki, Antara Puasa dan Rekor Pribadi

CNN Indonesia
Rabu, 13 Apr 2022 16:01 WIB
Puasa Ramadan 2012 menjadi cerita lain bagi atlet lari asal Qatar Noor Al-Malki karena harus tampil di Olimpiade 2012 di London.
Noor Al-Malki tidak menghilangkan identitasnya sebagai Muslim saat di Olimpiade 2012. (AP Photo/Osama Faisal)
Jakarta, CNN Indonesia --

Puasa Ramadan 2012 menjadi cerita lain bagi atlet lari asal Qatar, Noor Al-Malki, karena dituntut menunaikan kewajiban sebagai Muslim dan juga tampil di Olimpiade 2012 di London.

Target memecahkan rekor pribadi menjadi ambisi Noor Al-Malki di Olimpiade London 2012. Saat itu usianya baru menginjak 17 tahun dan menjadi salah satu Olympian termuda pada masanya.

Di Olimpiade pertamanya itu dia tidak muluk-muluk mengincar medali di nomor lomba 100 meter putri. Al-Malki sadar akan berlomba dengan para juara dunia yang sudah banyak makan asam garam di berbagai pentas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di satu sisi ada optimisme di dalam dirinya untuk tampil kompetitif dan syukur-syukur bisa menyabet medali. Namun, memacu kakinya berlari secepat kilat akan lebih sulit karena gelaran Olimpiade London bertepatan dengan bulan suci Ramadan.

Umat Islam di seluruh dunia harus menghindari makan dan minum dari subuh hingga magrib selama 29-30 hari berturut-turut selama bulan suci. Tapi Al-Malki dan 3.500 atlet Muslim lain juga harus berkompetisi membela negara masing-masing.

Dilema dirasakan oleh hampir seluruh atlet Muslim yang tampil di Olimpiade, meskipun Islam memberikan toleransi kepada orang yang tidak berpuasa ketika dalam perjalanan jauh dan saat sedang jatuh sakit.

Qatar's Noor Hussain Al-Malki sits on the track after suffering injury in a women's 100-meter heat during the athletics in the Olympic Stadium at the 2012 Summer Olympics, London, Friday, Aug. 3, 2012. (AP Photo/Daniel Ochoa De Olza)Noor Al-Malki saat tampil di Olimpiade London. (AP Photo/Daniel Ochoa De Olza)

"Ini akan sulit, tapi ini Ramadan," kata Noor Al-Malki dikutip The New York Times.

"Anda harus menghormati Ramadan. Tapi saya ingin membuat rekor nasional baru. Jika ada masalah dengan itu, saya tidak akan melanjutkan [puasa] Ramadan."

Ia pun tidak ragu untuk sebisa mungkin menjaga auratnya ketika sedang bertanding. Al-Malki tidak khawatir dengan gaya pakaian ketika berada di luar negeri yang lebih bebas dalam aspek kehidupan.

"Saya bangga dengan [hijab] ini dan tidak akan mendengarkan perkataan orang lain," ucapnya dikutip Reuters.

Anak dari pensiunan polisi dan guru itu mengaku mendapat dukungan penuh dari orang tua saat dirinya memilih menjadi atlet. Ia dan 11 saudara kandungnya menjadikan keluarga sebagai motivasinya untuk terus mencetak prestasi di atas lintasan.

"Mereka berdoa untuk saya, mereka adalah orang-orang yang mendukung saya untuk berlatih. Mereka memberi kami harapan dan kepercayaan diri untuk menyingkirkan rasa takut," ujar dia.

Baca kelanjutan berita ini pada halaman berikutnya>>>

Atlet Wanita Pertama Qatar di Olimpiade

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER