Jakarta, CNN Indonesia --
Thomas Doll menjadi salah satu pelatih kelas dunia yang mewarnai persaingan Liga 1 musim ini. Jelang duel sengit Persib Bandung vs Persija Jakarta, CNNIndonesia.com berkesempatan melakukan wawancara eksklusif dengan Doll.
Persija menyita perhatian saat mengumumkan Thomas Doll sebagai pelatih pada pertengahan 2022. Doll merupakan pelatih kawakan asal Jerman dengan segudang pengalaman. Ia sudah pernah menangani tim elite seperti Borussia Dortmund dan Hannover 96, Al Hilal, hingga APOEL.
Juru taktik asal Jerman itu juga sudah banyak makan asam garam sebagai pemain. Ia pernah berseragam beberapa klub top Eropa seperti Lazio, Eintracht Frankfurt, Bari, hingga Hamburg SV.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak ada yang menyangka Doll melebarkan sayapnya jauh ke Asia Tenggara. Pelatih 56 tahun itu memilih Persija Jakarta sebagai bagian dari perjalanan kariernya.
Kepada CNNIndonesia.com, Doll menceritakan kesan melatih di Indonesia, fanatisme 'gila' suporter Indonesia, hingga rivalitas Persija vs Persib.
Berikut wawancara eksklusif CNNIndonesia.com bersama Thomas Doll:
Persija adalah klub pertama Anda di Indonesia. Apakah Anda sudah punya pengalaman aneh sejauh ini?
Sebelumnya saya tidak tahu apapun tentang sepak bola Indonesia. Anda tahu kami berasal dari Eropa yang menonton banyak pertandingan sepak bola.
Tapi saya sangat terkejut karena kualitas, saya berbicara mengenai kualitas pertandingan di sini. Saya melihat banyak pertandingan sepak bola yang baik, tidak hanya ketika kami bertanding.
Itu artinya sepak bola Indonesia ada di jalur yang benar. Stadion penuh [dengan penonton] untuk mendukung dan menyaksikan pertandingan. Permainan sepak bola di sini juga cepat dengan banyak aksi.
Saya pikir untuk masa depan, jika mereka bekerja keras di negara ini mulai dari akademi dalam membina pemain muda, masa depan sepak bola mereka akan baik. Itu harus jadi targetnya.
 Thomas Doll memuji sepak bola Indonesia. (ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha) |
Bicara soal fanatisme suporter Indonesia yang 'gila' sepak bola, apa pendapat Anda tentang mereka?
Sampai sekarang benar-benar sulit dipercaya, tapi dalam arti yang positif. Saya ingat ketika di laga persahabatan kami yang pertama setelah pandemi, stadionnya penuh dan penonton bernyanyi setelah pertandingan.
Ketika mereka berada di lapangan, semua orang merinding. Itu momen yang fantastis. Mereka [suporter] sudah melakukan perjalanan jauh. Jakmania ada di mana-mana di Indonesia.
Kami punya hubungan yang baik dengan suporter dan Presiden Jakmania. Ini momen yang membahagiakan. Tidak hanya cara kami bermain, tapi juga dengan hasilnya, kemudian juga kekuatan yang kami berikan di lapangan. Tapi tentu kami butuh waktu, banyak waktu.
Sudah dengar cerita gila tentang sepak bola Indonesia? Ada contoh beberapa tahun lalu pemain pernah naik kendaraan lapis baja untuk masuk ke lapangan di pertandingan Persija dan Persib.
Sekarang sudah tahun 2022, saya pikir hal itu seharusnya sudah tidak diperlukan lagi. Saya mengerti Persija adalah rival [Persib] Bandung. Tapi kita seharusnya hanya memperhatikan aspek sepak bolanya, tidak lebih.
Tidak boleh ada hal-hal politis seperti itu. Orang-orang ingin menonton sepak bola yang indah. Ada keluarga yang menonton di stadion, ada anak-anak di stadion. Saya pikir kita harus bisa jadi contoh baik agar bisa menunjukkan pertandingan sepakbola yang indah. Sebagai satu negara, wajar ada banyak pertandingan dan normal ada banyak derby.
Di Dortmund juga begitu, banyak penonton yang bernyanyi di stadion. Tapi tidak boleh terjadi lagi di pertandingan sepak bola ada tentara dengan tank karena hanya karena segelintir suporter [yang berperilaku buruk]. Tidak semua suporter seperti itu.
Memang ada suporter yang gila, perlu ada yang menangani ini. Polisi perlu mengendalikan ini demi siapapun yang berada di stadion. Saya tidak hanya berbicara soal pertandingan sepak bola, tapi juga orang-orang yang berada di stadion.
Tidak ada orang yang ingin ketakutan dan ini tidak boleh terjadi di setiap pertandingan dan ini juga harus menjadi target di akhir pekan ini tidak hanya di dalam lapangan tapi juga di luar lapangan.
Bersambung ke halaman kedua >>>
Bagaimana pendapat Anda soal Persib vs Persija yang sering disebut 'El Clasico' Indonesia?
Saya senang Indonesia punya El Clasico juga. Saya sadar itu adalah pertandingan penting untuk kedua kubu dan suporternya. Saya juga kenal dengan teman saya [Luis Milla], mantan pemain sepak bola seumuran saya. Dia dari Spanyol, dia adalah pemain sepak bola yang fantastis dan dia adalah pelatih yang fantastis.
Saya yakin dia akan punya pemikiran yang sama dengan kami untuk menunjukkan pertandingan sepak bola yang bagus.
Sekarang mereka [Persib] sudah menang di tiga pertandingan terakhir. Tapi kami sedang dalam kondisi yang baik. Kami berharap pemain kembali dengan kondisi yang sehat.
Apa perbedaan yang mencolok dari para pemain Indonesia dengan pemain Jerman dari kedisiplinan dan kebiasaan makan?
Tidak, tidak, tidak. Saat saya datang, memang kami menemukan pemain yang kelebihan berat badan, saya melihat pemain dengan bentuk tubuh yang tidak ideal, mereka juga tidak mendapat program latihan individu.
Tapi saat saya melihat mereka sekarang, mereka mau bekerja keras di lapangan. Mereka menyerahkan segalanya di setiap sesi latihan. Saya sangat senang, mereka benar-benar mau berubah secara mental. Tidak hanya mental untuk menang, tapi juga keinginan untuk menjadi pesepakbola yang profesional.
Mereka harus mempelajari ini, tentu di Eropa sepak bolanya lebih dinamis. Itu alasan saya mengatakan bahwa kita harus memulai [program] latihan dari akademi dengan dinamis dan latihan sepak bola yang cepat.
Mungkin suatu hari, pemain sudah bisa siap seperti pemain di Eropa. Pemain di bawah usia 12 tahun masih anak-anak, mereka harus merasakan struktur yang sama dan nantinya bisa membawa perubahan.
Pelatih harus menekan mereka dan melatih dengan cara yang berbeda. Saya yakin suatu hari nanti mereka akan bisa siap karena kami punya pemain yang cepat.
 Thomas Doll mengatakan para pemain Persija sudah semakin disiplin dan profesional. (CNN Indonesia/ Meutia Rahmawati) |
Tapi teknik, taktik, dinamisasi, aspek atletis, itu semua berkesinambungan dengan aspek mental. Itu adalah satu paket yang besar dan itu yang harus kami bawa ke pemain muda.
Bagaimana pendapatmu soal pemain Timnas Indonesia yang sedang menjalani jeda internasional?
Tentu pemain yang lolos ke tim nasional adalah pemain yang baik. Mereka bertanding membawa bendera Indonesia. Mereka akan membuat warga Indonesia bangga jika melihat pemain tim nasional. Tim U-23, U-20, U-19, semua tim nasional sangat penting.
Para pemain tentu akan bangga bisa masuk tim nasional. Itu adalah hal paling penting di semua negara. Saya senang saat kami bisa mengirim banyak pemain ke tim nasional.
Timnas Indonesia sekarang dilatih Shin Tae Yong, orang yang mengalahkan Jerman di Piala Dunia 2018. Apa pendapat Anda mengenai Shin Tae Yong?
Saat ini siapapun bisa mengalahkan timnas Jerman. Kami bermain buruk di Piala Dunia 2018, pemain tampil tanpa motivasi.
Tentu menjadi sebuah kesuksesan [memenangi pertandingan] karena Jerman adalah tim favorit. Dia [Shin Tae Yong] tampil apik dan menunjukkan pekerjaan dengan sangat baik.
Sekarang saya di sini sudah empat bulan, tapi belum pernah bertemu dengannya. Normalnya memang pelatih klub harus bertemu dengan pelatih tim nasional karena kami mengirim banyak pemain ke tim nasional.
Saya terkejut karena kami tidak pernah bertemu. Tidak ada yang datang untuk sekadar mengatakan 'halo'. Saya sudah empat bulan di sini, mungkin ada waktu bagi federasi sepak bola Indonesia untuk mengatur [pertemuan] ini karena itu bukan hal yang buruk.
Apakah Anda sudah bisa berbahasa Indonesia?
Tidak, tidak, saya belum bisa bahasa Indonesia. Saya sangat menghormati bahasa Indonesia. Saya kesal kepada Hanno Behrens karena dia sudah lebih dahulu bisa Bahasa Indonesia.
Saya hanya tahu beberapa kata yang penting seperti 'selamat pagi' ,'selamat siang', 'apa kabar', 'selamat malam', 'selamat makan', 'baik'. Saya punya aplikasi di ponsel untuk belajar beberapa kata setiap hari.
Ini bahasa yang indah, mungkin beberapa bulan ke depan saya sudah bisa lebih banyak tahu kosakata yang lain.
[Gambas:Video CNN]