Debi Atok adalah bukti Aremania yang cinta mati dengan Arema FC kini berbalik jadi trauma gara-gara Tragedi Kanjuruhan.
"Brakkk!," televisi yang sedang menayangkan cuplikan pertandingan sepak bola itu dihantam Debi Atok (41) keras-keras.
Trauma menghinggap di kepalanya. Beberapa hari lalu dua anak perempuan yang ia sayangi, Natasya Debi (16) dan Nayla Debi (13), tewas saat Tragedi Kanjuruhan, Malang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bertahun-tahun ia mengikuti kiprah klub yang dicintainya, Arema. Ia tak menyangka, Sabtu (1/10) hari di mana Arema bertanding, justru jadi hari paling kelam dalam hidupnya.
"Saya sudah capek mas. Kecewa. Trauma ke stadion. TV saya pukul kalau ada sepak bola. Sudah cukup sepak bola buat saya," kata Atok, suaranya bergetar, Rabu (5/10).
Beberapa hari sebelum kejadian, Atok mendapatkan kabar dari dua anaknya yang mengaku ingin menonton laga Arema FC vs Persebaya Surabaya.
Dua anaknya itu memang sudah tak tinggal dengannya. Sebab dia dan istrinya memutuskan berpisah beberapa tahun lalu.
Tapi dia senang, Natasya dan Nayla ternyata mewarisi suatu hal dari dirinya. Yakni menjadi Aremania-Aremanita.
"Saya itu habis-habisan. Kalau ke Arema total. Kerja di pabrik dulu sampai berhenti karena bela-belain Arema," ucapnya.
Anak pertamanya, Natasya sudah sering menonton laga Arema. Sejak kecil dia acap ikut Atok ke stadion. Sementara adiknya, Nayla, baru dua kali menyaksikan Singo Edan bertanding.
Tapi pertandingan Arema yang bakal ditonton anaknya kali ini berbeda. Sebab Atok tidak kut menemani anaknya. Dia harus bekerja mencari nafkah.
Karena Atok tak bisa ikut, ia pun mewanti-wanti anaknya agar duduk di tribune yang biasa mereka tuju, di tribune utara.
Tapi entah mengapa dua anaknya, yang didampingi ibu dan ayah tiri mereka memilih menonton melalui tribune sisi selatan. Di tribune 13.
"Sudah saya wanti-wanti jangan di gate 13. Soalnya biasanya di tribune utara, jangan di selatan. Masih ngeyel sama mamanya, sama ayah tirinya, ngeyel untuk lihat di 13," ucap Atok dengan kesal.
Ya sudah, kata Atok. Yang penting, dia bisa menjemput dua anaknya itu usai pertandingan, setelah dia rampung bekerja.
Baca kelanjutan berita ini di halaman berikutnya>>>