Manajer Arema: Semoga Abdul Haris Tabah dan Kuat

CNN Indonesia
Jumat, 07 Okt 2022 16:41 WIB
Arema FC menghormati proses hukum atas penetapan tersangka kepada Ketua Panpel Abdul Haris. (REUTERS/WILLY KURNIAWAN)
Malang, CNN Indonesia --

Manajer Arema FC Ali Rifky mengucapkan belasungkawa kepada keluarga korban Tragedi Kanjuruhan dan berjanji akan menghormati proses hukum.

Diketahui, Ketua Panpel Arema Abdul Haris ditetapkan sebagai tersangka bersama lima orang lain atas tragedi yang merenggut 131 korban jiwa di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10).

"Kami dari manajemen turut berduka cita kepada keluarga korban dan kepada pak Haris dan keponakannya juga mengalami hal yang sama sebagai korban di Kanjuruhan," kata Ali Rifky.

"Kalau dari saya mengenai proses hukum, kami dari manajemen menghormati proses hukum yang ada dan kami mendoakan kepada pak Haris tetap tabah, kuat, dalam menjalani ini karena beban berat yang dipikul pak Haris," sambungnya.

Ali Rifky kemudian menceritakan kronologi Tragedi Kanjuruhan usai akhir pertandingan yang memilukan. Ia dan manajemen Arema turut berusaha merawat suporter yang meminta pertolongan ke ruang ganti.

Rifky menyebut gelombang suporter ke ruang ganti makin banyak karena mengalami sesak napas akibat tembakan gas air mata.

"Dan saya berinisiatif membuka pintu samping dari ruang ganti. Sengaja memasukkan korban yang waktu itu masih hidup. Saya berupaya untuk membantu korban. Dokter Nanang juga membantu korban. Saya tanya kondisinya gimana."

"Sampai korban ini meninggal dunia, terus ada lagi yang datang. Kami terus membantu korban ini sampai pada akhirnya kita membawa korban ini membawa ke tengah lapangan karena di lapangan sudah mulai bersih dan gas air mata sudah berkurang," terang Ali Rifky.

Semula Ali Rifky hanya mendapati kurang dari 10 Aremania yang meninggal di stadion. Namun, ia tak menyangka korban tewas hingga lebih dari 100 orang.

"Waktu saya mengevakuasi korban itu, yang saya dapati korban meninggal itu ada tujuh sampai delapan korban meninggal. Besok paginya saya baru mendapatkan info bahwa terjadi banyak korban meninggal dunia lebih dari 100," tutur Rifky.

Rifky mengaku tak kuasa menahan tangis membayangkan ada ratusan korban yang kehilangan nyawa di Kanjuruhan. Namun, sebagai manajemen ia harus tetap mendampingi keluarga korban.

"Dari jam tujuh pagi sampai jam 12 saya menangis sendirian di kamar ditemani istri. Saya menangis. Setelah itu baru saya keluar rumah dan mendatangi rumah sakit dan rumah-rumah korban. Kami hampir setiap hari selalu mendatangi korban," ujar Rifky.

Tragedi Kanjuruhan pecah sesaat setelah Arema kalah 2-3 dari Persebaya dalam lanjutan Liga 1. Sejauh ini pemerintah mencatat 131 korban meninggal dalam insiden tersebut.

(abs/jun)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK