Setelah punya jam terbang dan rekam jejak bagus di Liga 1, sejumlah wasit terbaik berpeluang ikut kursus FIFA. PSSI akan menyeleksi beberapa wasit untuk mengambil lisensi FIFA.
Beda dengan kursus wasit nasional yang kudu merogoh kocek sendiri, seluruh biaya mengikuti lisensi FIFA bakal ditanggung federasi.
Lihat Juga :![]() LIPUTAN KHUSUS Wasit Indonesia Bobrok, Salah Siapa? |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Biaya kursus wasit lisensi C3 berkisar antara Rp2,5-Rp3,5 juta, kursus C2 memiliki range biaya Rp4-6 juta, sementara C1 mencapai Rp7-8 juta.
Sepintas, jalan menjadi wasit FIFA tampak mudah. Namun usaha untuk menjadi wasit elite internasional masih butuh perjuangan ekstra.
Salah satu wasit terbaik Indonesia, Thoriq Alkatiri, menceritakan perjuangannya jadi wasit FIFA. Butuh empat tahun rutin memimpin Liga 1 sebelum mendapat rekomendasi PSSI untuk mengikuti lisensi FIFA.
Thoriq resmi berpredikat wasit FIFA pada 2014. Kala itu ia mendapat rekomendasi langsung dari mantan wasit FIFA asal Indonesia yang ketika itu menjabat anggota Komite Wasit PSSI, Jimmy Napitupulu. Wasit asal Jawa Barat tersebut diuji di Brunei Darussalam bersama enam wasit lainnya.
"Saat itu kami berangkat tujuh orang dari Indonesia. Tiga wasit dan empat asisten wasit. Ujiannya berat, tapi kami lulus semua," ujar Thoriq.
Bagi Thoriq materi tes terberat adalah fitness test. Terlebih ia harus beradaptasi dengan cuaca panas Brunei di jam 10.00 pagi waktu setempat. Dengan persiapan matang, Thoriq dan enam kompatriotnya lulus ujian.
![]() |
Kendala Bahasa
Kemampuan berbahasa Inggris juga jadi modal penting untuk menempuh ujian teori. Apalagi setiap wasit bakal mendapat giliran untuk melakukan presentasi untuk menjawab contoh kasus di dunia perwasitan.
"Setelah lulus tes FIFA, saya ambil kursus bahasa Inggris. Basic bahasa Inggris sudah ada, tapi saya merasa perlu belajar lagi agar bisa lancar menjawab pertanyaan dari instruktur wasit," ucap Thoriq.