Memprediksi Energi Bersih di Masa Depan

Hafizd Mukti | CNN Indonesia
Sabtu, 18 Mar 2017 21:05 WIB
Ajang Shell Eco-marathon bertema "Make the Future" tak hanya ajang kompetisi, melainkan jadi forum tahunan untuk mencari siasat kebutuhan energi di masa depan.
Ajang Shell Eco-marathon bertema "Make the Future" tak hanya ajang kompetisi, melainkan jadi forum tahunan untuk mencari siasat kebutuhan energi di masa depan. (CNN Indonesia/Hafidz Mukti Ahmad)
Singapura, CNN Indonesia -- Gelaran Shell Eco-marathon di Singapura, tidak hanya sebagai ajang kompetisi untuk mencari ide bagi kendaraan hemat energi. Dalam ajang yang di gelar 16-19 Maret 2017 ini mengajak kolaborasi semua stakeholder demi mencari solusi energi bersih di masa depan.

Dengan tema “Cleaner Energy Moves Asia”, forum ke-4 yang diadakan di Asia ini dihadiiri oleh lebih dari 100 pemangku kepentingan dari pemerintah, dunia usaha, akademisi dan LSM, bersama dengan para mitra usaha dan pimpinan Shell, yang membahas dan mendorong terjadinya kolaborasi lintas batas sebagai jawaban atas berbagai tantangan tentang energi masa depan di kawasan ini.

Kebutuhan energi Asia dapat meningkat sebesar 50 persen menjelang 2040. Untuk menjawab tantangan energi masa depan di Asia, Powering Progress Together Forum berfokus pada sejumlah aspirasi dan dilema yang ada di Asia, dan mengumpulkan para wakil dari beragam sektor untuk menghadirkan sejumlah solusi teknis dan inovatif tentang energi yang lebih bersih yang lebih terjangkau dan mudah diperoleh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemerintah, akademisi, konsumen dan perusahaan seperti Shell akan perlu bekerja bersama untuk memenuhi tantangan yang sangat besar ini. Dengan kesediannya untuk bekerja sama dan rekam jejaknya dalam bidang pemikiran ke depan, Singapura menjadi contoh yang bagus di bidang ini,” kata John Abbot, Downstream, Executive Committee Member for Royal Dutch Shell, di Singapura (17/3).

Berbagai model bisnis baru, teknologi pengungkit yang merupakan terobosan, serta upaya pengembangan sejumlah kemitraan dan kolaborasi baru akan dibahas dalam forum ini.

Sejumlah panelis yang hadir, antara lain adalah Mark Gainsborough (Executive Vice President, New Energies, Royal Dutch Shell), Ng Wai Choong (CEO, Energy Market Authority), Koh Kong Meng (General Manager & Managing Director, Southeast Asia & Korea, HP Inc) dan Visal Leng (President, Asia Pacific, GE Oil & Gas) dan Dr. Alvin Yeo (Director, Industry Development Department, EMA).

Indonesia berkepentingan mencermati dan menindaklanjuti sejumlah gagasan terbaik tentang energi yang lebih bersih dari forum ini. Pasalnya, di antara negara-negara berkembang, Indonesia memiliki komitmen tinggi untuk mengurangi emisi karbon.

Indonesia menargetkan pengurangan emisi karbon sebesar 29% pada 2030  seperti dinyatakan dalam Kontribusi yang Ditetapkan Secara Nasional (NDC) yang disepakati di Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim di Paris di Desember 2015.

"Shell sudah lama mengetahui kebutuhan mengurangi emisi karbon dan memecahkan masalah polusi udara di banyak wilayah di Asia, namun kami juga mengetahui bahwa semakin banyak energi dibutuhkan untuk menyediakan kualitas hidup yang layak tidak hanya di Asia tapi juga di seluruh dunia. Kami berada di sini untuk membuktikan asumsi yang ada selama ini dan menemukan berbagai cara inovatif untuk memecahkan masalah," kata Shell Singapore Country Chair and VP City Solutions Goh Swee Chen. (pit)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER