Masih di Kabupaten Maros, CNNIndonesia.com dan DRE 2 kembali melanjutkan perjalanan. Kali ini Taman Nasional Bantimurung Balusaraung menjadi destinasi berikutnya di hari yang sama. Sedikitnya, dengan mobil perjalanan akan memakan waktu 30-45 menit.
Saat tiba di sana, waktu sudah mendekati senja. Tentunya, setelah memarkirkan kendaraan bersama pemandu rombongan segera masuk ke area taman nasional. Suara burung, jangkrik hingga air terjun seakan-akan bersautan menjadi pengiring saat memasuki pintu masuk.
Taman Nasional Bantimaurung memiliki beberapa spot di dalamnya. Rupanya tertutup oleh pepohonan lebat tidak terbuka seperti Rammang-Rammang. Spot diantaranya, ialah Goa Batu, Air Terjun, Goa Mimpi sampai tempat pengamatan kupu-kupu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah seorang pemandu menjelaskan, bahwa sebetulnya ada banyak satwa yang kerap terlihat menghiasi hutan taman nasional, satwa tersebut seperti kupu-kupu, monyet, kuskus, tarsius sampai cicak terbang. Tetapi, untuk cicak terbang hanya muncul dimusim kemarau.
"Monyet di sini itu tidak ada ekornya. Lalu keliatannya pas musim buah saja," kata dia.
Karena tidak memungkinkan berkeliling ke seluruh spot di Bantimurung, pilihan hanya kepada air terjun dan Goa Batu karena memang mempunyai jalur satu arah. Air terjun pertama ditemukan, sebelum singgah di Goa Batu.
Debit dan arusnya yang besar, menjadikan air terjun hanya dapat dinikmasti pada gazibu yang disediakan oleh pengelola untuk sekedar berfoto. Jika ingin membasahkan badan atau mandi, pengelola menyediakan sebuah muara yang dialiri air terjun.
Lebih lanjut, untuk sampai goa pengunjung dapat meniti anak tangga sejauh lebih kurang 800 meter. Walau menanjak dan melelahkan, pengunjung setidaknya dapat melepas lelah dengan bersantai sejenak pada warung-warung kecil yang berjejer di sepanjang jalur menuju goa sembari menikmati suara air.
Jangan takut tidak membawa alat penerangan untuk menyusuri Goa Batu. Pada pintu masuk goa, terdapat penyewaan senter untuk menemani pengunjung menyaksikan keindahan ornamen goa. Taman tersebut juga menyediakan jasa gaet, yang bersedia memandu dan menjelaskan apapun mengenai lokasi tersebut.
Menurut salah seorang pemandu, Goa Batu sampai sekarang masih suka digunakan oleh sebagian orang untuk bertapa. Beberapa pejabat penegak hukum dengan sejumlah pangkat, serta pejabat lain di tanah air, tercatat kerap mampir ke lokasi tersebut.
Goa tersebut memang tidak terlalu dalam jika ingin mencapai ujung. Pemandu juga sempat menunjukan di mana tepatnya biasa petapa untuk bermeditasi. Yang mana, terdapat lubang setinggi lutut orang dewasa dengan kedalaman hanya cukup dimasuki setengah badan dalam posisi kaki ditekuk.
CNNIndonesia.com, sempat mencoba sensasi menjadi seorang petapa dengan menempati ruangan tersebut.
Nyaman atau tidak, walau tidak terlalu lama berada pada posisi petapa di dalam lubang kecil itu untuk postur tinggi 183 cm dan badan berisi, ternyata cukup nyaman. Padahal, posisi-pun harus dimaksimalkan dengan menekuk kaki, seperti orang berjongkok.
"Mereka biasa melakukannya itu selama 40 hari, 40 malam," katanya.
Pengunjung juga membawa pulang cendera mata. Pedagang akan menjual cendera mata berupa gantungan kunci kupu-kupu kepada para pengunjung. Biasanya menggunakan kupu-kupu mati sebagai gantungan. Harga satu gantungan Rp10 ribu.
Sedangkan, untuk menikmati seluruh spot wisata Bantimurung, pengungjung lokal akan dikenakan Rp25 ribu, sementara wisatawan asing Rp255 ribu.