Jakarta, CNN Indonesia -- Bus listrik
Mobil Anak Bangsa (MAB) besutan Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn) Jenderal TNI (Purn) Moeldoko dipastikan lulus uji tipe Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor (BPLJ-SKB) Kementerian Perhubungan. Kendaraan niaga yang diuji tersebut adalah
bus purwarupa (prototipe) 2.
Moeldoko yang ditemui
CNNIndonesia.com pada Rabu (5/12) di Jakarta mengatakan bahwa bus ramah lingkungan tersebut siap diproduksi massal sebagai moda transportasi masyarakat Jakarta.
"Sebentar lagi, sudah mulai banyak pesanan, sudah prototipe kedua ini dan ketiga nanti akan kami luncurkan kembali dan setelah itu
mass production," kata Moeldoko di kantor Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jakarta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi membenarkan soal lulus uji bus listrik MAB. Menurut Budi bus listrik dengan ukuran panjang 12 meter itu telah lolos sebagai kendaraan ramah lingkungan setelah melalui proses uji tipe beberapa waktu lalu.
"Kami sudah punya fasilitas uji tipe. Dan yang punya Pak Moeldoko itu sudah lulus," tegas Budi.
Berdasarkan beleid, setiap kendaraan bertenaga listrik harus dilakukan pengujian pada kerja akumulator listrik, perangkat elektronik pengendali kecepatan, dan alat pengisian ulang energi selain memenuhi ketentuan uji persyaratan teknis dan laik jalan.
Kemudian kendaraan listrik juga wajib dilengkapi suara. Ketentuan suara mobil listrik diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) No. 33 Tahun 2018 tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor dan efektif berlaku mulai April 2018, pada Pasal 23 ayat 3, 4, dan 5.
Masalah Steker Belum SelesaiSteker atau colokan pengisian daya baterai bus listrik MAB belum mengikut standar dalam negeri.
Bus MAB diketahui menggunakan standar GB/T dari China. Sementara arah standar steker yang ingin dipakai pemerintah Indonesia saat ini antaranya DC (CCS) dan DC CHAdeMO. Dua standar itu dipakai di Eropa dan Jepang.
"Kemungkinan CCS sama CHAdeMO tapi belum fix, tapi itu (yang paling reliabel)," kata Senior Researcher BPPT Ganesha Tri Chandrasa.
Menurut Ganesha sudah ada perbincangan antara pihak MAB dengan pemerintah membahas standar steker untuk bus listrik MAB di dalam negeri, tujuannya agar bus listrik MAB bebas bergerak di setiap sudut jalan di Indonesia.
"MAB ingin juga standarnya diperhatikan. Masalahnya bus dia juga sudah banyak, makanya kalau memang dia mau internal (buat SPLU) silakan, tapi dia (MAB) ingin tiap kota-provinsi ada yang pemerintah bangun. Tapi pemerintah belum yakin sama yang namanya 'Made in China'," tutup Ganesha.
[Gambas:Video CNN] (ryh/mik)