Esemka melakoni debut perdana di Indonesia dengan Bima yang dijual Rp100 jutaan. Mobil ini pertama diperkenalkan seiring dengan peresmian pabrik Esemka di Boyolali, Jawa Tengah, September 2019. Saat itu Esemka hanya menyediakan jenis kendaraan komersial ringan.
Diproduksi di Pabrik senilai Rp600 miliar
Bima dirakit di fasilitas produksi seluas 12.500 ribu meter persegi dan dibangun di atas lahan 115 ribu meter persegi. Di pabrik tersebut terdapat proses produksi seperti perakitan kendaraan, pengecatan, sampai pengetesan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nilai investasi yang digelontorkan untuk pabrik tersebut disebut sebesar Rp600 miliar. Kapasitas produksi pabrik mencapai 18 ribu unit per tahun, itu berarti 1.500 unit per bulan atau sekitar 50 unit per hari.
Ada dua pilihan mesin bakal kendaraan niaga ringan ini, yaitu 1.200 cc dan 1.300 cc. Bima bersaing dengan produk Jepang, yaitu Suzuki Carry dan Daihatsu Gran Max.
Bima diduga merupakan mobil China bernama Changan Star Truck. Esemka disebut-sebut hanya rebadge produk pikap yang sudah dipasarkan di China.
Namun begitu, pemerintah klaim Bima berbeda dengan Tingkat Kandungan Lokal Dalam Negeri (TKDN) mencapai 60 persen.
Esemka Bima diklaim terjual sebesar 300 unit, dan konsumennya dari kalangan pemerintah, seperti Kementerian Pertahanan hingga TNI Angkatan Udara.
Lihat Juga : |
Influencer otomotif Fitra Eri harus mengurungkan niatnya memiliki Esemka, sebab perusahaan menunda memproduksi Esemka di pabriknya di Boyolali, Jawa Tengah.
Esemka dikabarkan akan tampil di IIMS dilaksanakan bulan ini. Kehadirannya sekaligus mengumumkan langkah startegis perusahaan ke depan dengan logo barunya. Bahkan Esemka disebut akan menampilkan mobil listrik yang diduga rebadge Neta V dari Hozon Auto, perusahaan otomotif asal China.
Logo baru Esemka juga disebut-sebut menyerupai merek Hozon.
(mik)