Transisi kendaraan menjadi bertenaga listrik di Indonesia disebut tak akan menggusur montir. Justru perubahan dari koprek mesin pembakaran dalam ke motor elektrik dikatakan jadi peluang yang perlu diraih montir.
"Pemerintah sedang mendorong percepatan migrasi dari konvensional ke elektrik. Peluangnya adalah belum banyak sekarang yang paham tentang mesin elektrik," kata Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bambang Soesatyo (Bamsoet) di Denpasar, Jumat (10/2), seperti diberitakan Antara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Bamsoet saat berada di Denpasar untuk membuka Festival Montir Mania di Kebon Vintage Cars Bali, Indonesia akan kebanjiran mobil listrik dan motor listrik.
Hal ini disebut peluang buat montir. Namun dia bilang montir mesti cepat belajar kendaraan listrik agar punya pengetahuan lebih banyak dibanding montir lainnya.
"Jadi sebetulnya kehadiran mobil listrik tidak menggusur montir-montir yang sudah ada. Tinggal menambah belajarnya saja," ucap dia.
Pengerjaan servis kendaraan listrik dikatakan lebih mudah ketimbang versi bahan bakar lantaran suku cadangnya tidak terlalu banyak.
"Pekerjaannya tidak terlalu belepotan karena elektrik. Tapi tetap ada spare partnya, kan command besarnya listrik, dinamonya ada, penggerak roda ada, remnya pasti ada, AC nya elektriknya masih ada. Sebenarnya tidak terlalu beda jauh, yang membedakan adalah mesin diganti dengan baterai," jelas dia.
Bamsoet juga mengingatkan montir untuk membuka jaringan. Menurut dia tak semua montir bisa menangani berbagai macam merek kendaraan, tetapi jika semua sudah berkumpul maka dengan jaringan yang terbentuk bisa menangani apa pun.
(fea)