Rasio kepemilikan mobil terhadap populasi penduduk di Indonesia jauh lebih kecil ketimbang negara-negara lain di Asia Tenggara. Hal ini, yang dianggap berpotensi besar untuk ditingkatkan, disebut sebagai salah satu alasan mengapa pemerintah mempromosikan kendaraan listrik.
Sekretaris Ditjen industri Logam Mesin Alat Transportasi Kementerian Perindustrian Yan Siarang Tandiele memaparkan transformasi di sektor transportasi merupakan salah satu cara buat mengejar penurunan emisi. Indonesia sebagai bagian dari komunitas global bertanggung jawab atas hal itu.
Dunia, dikatakan Yan, sedang dalam masa transisi dari energi fosil yang bakal habis ke energi terbarukan. Kendaraan listrik disebut bukan jawaban satu-satunya untuk transisi itu tetapi pengembangannya harus dilakukan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yan menyebut industri otomotif di Indonesia merupakan salah satu prioritas. Produksi mobil dalam negeri sudah melebihi satu juta unit, kata dia tak banyak negara yang bisa melakukannya.
Bahkan dia mengatakan hanya 20 negara yang bisa mencapai titik itu sebagai bagian dari '1 million club'.
Indonesia merupakan pasar mobil terbesar di ASEAN yang mewakili 30,6 persen atau 1,048 juta unit dibanding total penjualan semua negara.
"Jumlah penduduk kita 270 juta lebih, ini merupakan suatu market yang besar. Kalau kita lihat dari kepemilikan kendaraan Indonesia saat ini baru kira-kira 99 per 1.000 orang. Masih bisa kita tingkatkan seiring meningkatnya (pendapatan) per kapita," kata Yan dalam diskusi kendaraan listrik FMB91D_IKP yang disiarkan di Youtube, Senin (29/5).
Walau industri dan penjualan mobil di Indonesia besar tetapi kepemilikan mobil sangat kecil ketimbang negara ASEAN yang lain.
Thailand misalnya rasio kepemilikan mobilnya 275 per 1.000 orang. Sedangkan Malaysia 490, Brunei 805, Singapura 211, Filipina 49, Vietnam 34 dan Myanmar 20.
"Ini ada suatu peluang yang harusnya kita manfaatkan. Coba bayangkan pasar ini diisi oleh negara lain tentunya kita sangat sedih karena industri otomotif sangat penting, belum lagi kita punya sumber daya alam yang mendukung," kata Yan.
"Itulah latar belakang dari mobil listrik ini harus kita terus kembangkan," ucap dia lagi.