Mantan bos Nissan yang melarikan diri pengadilan dari Jepang, Carlos Ghosn, mengatakan bakal membuat perusahaan itu membayar segala kerugian yang dia alami sejak penangkapannya lebih dari empat tahun yang lalu.
Ghosn mengatakan hal itu dalam video konferensi pers dari Libanon ke wartawan di Tokyo pada Selasa (18/7). Pernyataan ini melanjutkan aksi gugatannya pada Nissan dan sejumlah individu dengan meminta ganti rugi US$1 miliar atau nyaris Rp15 triliun.
"Saya akan membela hak saya sampai akhir," kata Ghosn yang didampingi pengacaranya di Jepang, diberitakan Nikkei Asia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nissan harus membayar atas apa yang telah mereka lakukan pada saya dan keluarga saya, dan orang-orang yang berkontribusi dalam permainan itu juga akan membayarnya," kata dia lagi.
Ghosn sudah berada di Libanon sejak 2019 usai melarikan diri dari Jepang ketika masa menunggu persidangan atas tuduhan pelanggaran keuangan. Dia sudah membantah berulang kali tuduhan tersebut dan menyatakan itu adalah bagian dari rencana jahat Nissan pada dirinya.
Reuters menjelaskan gugatan Ghosn pada Nissan di Libanon meliputi tuduhan pencemaran nama baik, fitnah, pemalsuan barang bukti oleh Nissan, 12 individu dan dua perusahaan lain.
Juru bicara Nissan mengatakan pada Nikkei Asia bahwa perusahaan menyadari ada gugatan itu tetapi memilih tak mengomentari proses hukum yang sedang aktif.
Ghosn bilang tak sedang mencari balas dendam pada Nissan. Namun dia mengatakan, "Saya mencoba untuk mendapatkan kembali sebagian dari hak saya, dan saya hanya ingin memastikan bahwa semua penjahat dan komplotan tidak dapat tidur tenang atas apa yang telah mereka lakukan'.
Nissan mengajukan gugatan perdata terhadap Ghosn pada 2020 di pengadilan distrik Yokohama dan meminta ganti rugi 10 miliar yen atau sekitar Rp1 triliun atas 'pelanggaran dan aktivitas penipuan'. Kasus ini sedang berlangsung.
Pengacara Ghosn untuk gugatan Yokohama, Nobuo Gohara, mengatakan kepada wartawan bahwa ada 'masalah serius' di Tokyo dalam sistem peradilan pidana Jepang yang membuat kliennya terhalang mendapatkan 'pengadilan yang adil'.
Ghosn ditangkap pada 2018 karena berbagai tuduhan termasuk tak melaporkan penghasilannya. Pada 2019, saat Ghosn dibebaskan dari tahanan dengan jaminan, dia melarikan diri secara dramatis ke luar Jepang menggunakan kotak peralatan musik dan jet pribadi.
Ghosn kabur ke Libanon, salah satu negara tempat dia tercatat kewarganegaraannya, dan menetap di sana sejak Jepang mengeluarkan Interpol Red Notice untuk mendapat bantuan kepolisian internasional dalam penangkapannya. Libanon menolak permintaan Jepang untuk mengekstradisi Ghosn.
Ghosn yang punya kewarganegaraan Prancis dan Brasil adalah kekuatan di belakang aliansi Nissan dan Renault. Dia mendapatkan reputasi usai membalikkan kondisi Nissan yang bermasalah.
Saat konferensi pers Ghosn juga mengomentari tentang perubahan aliansi yang diluncurkan pada Februari lalu. Dia bilang perjanjian itu menunjukkan 'masih banyak ketidakpercayaan' di dalam Nissan.
Ghosn juga mengkritik Nissan-Renault karena 'memisahkan' 'kesuksesan 19 tahun' sejak pertama kali terbentuk pada 1999 hingga penangkapannya pada 2018.