Airlangga: Insentif Otomotif Sudah Rp7 Triliun Dalam 2 Tahun

CNN Indonesia
Kamis, 04 Des 2025 15:27 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan insentif untuk otomotif sudah Rp7 triliun dalam dua tahun terakhir. (REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan pemerintah telah menggelontorkan insentif untuk sektor otomotif Indonesia sebanyak Rp7 triliun dalam dua tahun terakhir.

Ia tak menyebut jenis insentif yang dimaksud, tetapi diketahui pemerintah telah merilis sejumlah insentif untuk sektor otomotif, salah satunya pengurangan sejumlah komponen pajak mobil listrik impor yang dimulai sejak Februari 2024 dan berakhir 31 Desember 2025.

Melalui kebijakan tersebut, mobil listrik CBU mendapat insentif bea nol persen dari seharusnya 50 persen dan PPnBM nol persen dari seharusnya 15 persen. Total pajak yang dibayar ke pemerintah pusat mobil listrik CBU hanya 12 persen dari seharusnya 77 persen.

Namun pabrikan tetap harus memenuhi syarat yaitu mereka wajib membuka bank garansi dan komitmen produksi 1:1 dengan spesifikasi minimal sama.

Selain itu pemerintah juga telah mengucurkan dana segar terkait subsidi untuk pembelian motor listrik sebesar Rp7 juta per unit, yang kuotanya terserap habis sejak akhir 2024.

"Pemerintah menyalurkan insentif untuk sektor otomotif Rp7 triliun dalam dua tahun," kata Airlangga, mengutip pidatonya pada kanal Youtube Kadin Indonesia, Kamis (4/12).

Ia mengatakan kebijakan yang dibuat memberi dampak besar terhadap Indonesia. Ini dibuktikan melalui komitmen berbagai merek otomotif untuk menanamkan investasi dalam bentuk pabrik di Tanah Air.

Mereka, diuraikan Airlangga, adalah BYD dengan investasi Rp11,2 triliun untuk kapasitas produksi 150 ribu unit per tahun. Progres pembangunan pabrik BYD dikatakan sudah 90 persen.

Lalu Chery dengan nilai investasi Rp5,2 triliun, Wuling Rp9,3 triliun untuk perakitan dan Rp7,5 trilun bakal baterai, Vinfast Rp3,7 triliun, serta Hyundai yang menambah investasi Rp20 triliun.

"Dan oleh sebab itu beberapa pabrik sudah commit untuk dibangun," katanya.

Lebih lanjut Airlangga mengatakan penjualan mobil listrik di Indonesia mengalami peningkatan signifikan selama 2025. Artinya banyak orang mulai beralih meninggalkan mobil berbasis bahan bakar.

Berdasarkan data hingga Oktober 2025, penjualan mobil listrik naik 18,27 persen menjadi 69.146 unit dibandingkan periode 2024.

Meski investasi dan penjualan meningkat, kata dia penjualan kendaraan berbasis konvensional tetap dominan.

"Pasar ICE (internal combustion engine) masih besar, 80 persenan," ujar Airlangga.

(ryh/fea)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK