Jakarta, CNN Indonesia -- Terungkapnya industri vaksin palsu di beberapa daerah, membuat banyak orang tua menjadi resah. Mendengar kata 'palsu' tentu orangorang akan terkecoh dan berpikir segala seuatu yang berdampak buruk.
Keresahan semakin bertambah ketika beberapa bulan lalu, secara nasional Indonesia melakukan gerakan imunisasi kepada seluruh balita. Kemendikbud menghimbau kepada orang tua untuk tidak perlu terlalu risau dan panik menanggapi berita tersebut.
Alasannya, pemerintah menjamin keaslilan vaksin yang diterima anak-anak yang memperoleh vaksin tersebut melalui posyandu, rumah sakit pemerintah, dan puskesmas. Jika anak-anak mengikuti program dasar lengkap sesuai anjuran pemerintah, bisa dipastikan vaksin palsu tidak sampai pada anak-anak tersebut.
Indikasi penyebaran vaksin palsu, diduga tidak lebih dari 1 persen di wilayah Jakarta, Banten dan Jawa Barat. Sehingga kemungkinannya sangat kecil.
Vaksin palsu memiliki dosis yang relatif tidak berbahaya karena terbuat dari air infus dan gentacimin atau obat antibiotik. Campuran ini masih dinilai aman karena dalam dosisnya hanya 0,5 cc.
Tapi vaksin yang dibuat palsu sangat berpotensi menimbulkan efek infeksi dalam selang beberapa waktu. Jika tidak ada tanda-tanda infeksi itu berarti vaksin yang didapatkan adalah asli. Jika anak merasa adanya infeksi berkat vaksin yang diberikan, segera laporkan kepada Badan POM di Halo BPOM 1500533.
Pemalsuan vaksin, biar bagaimana pun adalah tindakan kriminal.
(rkh/rkh)