Pembunuhan Karakter oleh Televisi

Vina Elvira Dwi Putri | CNN Indonesia
Senin, 18 Jul 2016 02:43 WIB
Tayangan-tayangan yang ada di televisi pelan-pelan membunuh karakter anak-anak muda. Apa jalan keluarnya?
Ilustrasi (dmitrydesign/Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bicara mengenai pembunuhan karakter, secara umum pembunuhan karakter kepribadian seseorang merupakan manipulasi kepribadian yang mengakibatkan seseorang tidak lagi memiliki karakter atau kehilangan karakter kepribadian mereka.

Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab terbunuhnya karakter generasi muda sekarang ini. Salah satunya adalah pembunuhan karakter melalui media massa.

Adapun fungsi dari media massa itu sendiri adalah sebagai sarana informasi, pendidikan, sebagai hiburan dan sebagai sarana untuk mempengaruhi khalayak. Dari semua jenis media massa, media elektroniklah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia di era globalisasi ini dan salah satunya adalah televisi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fungsi televisi hampir serupa dengan fungsi media massa lainnya yaitu, sebagai sarana informasi, pendidikan, hiburan, dan alat untuk mempengaruhi khalayak. Namun, dewasa ini fungsi hiburan pada televisi lebih dominan dibandingkan dengan fungsi-fungsi lainnya.

Dibuktikan dengan banyaknya acara-acara televisi yang bersifat hiburan seperti sinetron, acara musik, dan acara hiburan lainnya.

Saat ini televisi sudah menjadi makanan sehari-hari untuk semua generasi, baik itu anak-anak, remaja, dewasa, hingga orang tua. Semua orang dapat dengan mudah mengakses televisi karena sudah banyak dari lapisan masyarakat Indonesia yang memiliki televisi.

Selain itu, saat ini televisi pun bisa dengan mudah bisa diakses melalui gadget dan juga live streaming. Televisi telah memainkan peran penting sosialisasi pada abad ini.

Banyak acara-acara televisi yang menayangkan sebuah tayangan dengan tema kehidupan sehari-hari yang terkesan dekat dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Sehingga tayangan-tayangan tersebut biasanya akan laris manis dikonsumsi oleh masyarakat.

Maka dari itu banyak stasiun-stasiun televisi di Indonesia yang berlomba-lomba menayangkan acara televisi dengan tema tersebut. Contohnya ada sinetron dan reality show.

Namun, saat ini sebagian besar acara-acara televisi tersebut banyak yang tidak mempertimbangkan konteks dari tayangan itu sendiri. Memang benar, salah satu fungsi media massa adalah sebagai sarana untuk menghibur khalayak banyak dari acara-acara tersebut yang hanya sekedar menghibur. Tetapi tidak memberikan unsur edukasi bahkan malah merusak moral para penontonnya.

Saat ini, stasiun televisi tidak lagi mementingkan penayangan acara yang sesuai dengan waktu dan umur para penontonnya. Seharusnya, stasiun televisi menyesuaikan acara-acara yang mereka tayangkan dengan jam yang sesuai.

Contohnya, acara untuk orang dewasa ditayangkan pada tengah malam, begitu pula acara untuk anak-anak. Anak-anak di bawah umur biasa menonton televisi pada prime time yaitu, jam 6 sampai 10 malam.

Maka dari itu, tayangan-tayangan di jam tersebut seharusnya merupakan tayangan yang segmentasinya untuk semua umur.

Pada kenyataannya, saat ini banyak sinetron-sinetron di Indonesia yang tidak lagi layak tonton dan ditayangkan pada saat prime time. Artinya, banyak dari penonton sinetron tersebut yang masih berusia di bawah umur antara SD sampai SMP.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Marisa Martina (2007) bahwa 85,9% remaja menonton pada malam hari (pukul 18.00 s.d 22.00), sisanya 7% dari total responden menonton televisi pada malam hari di atas pukul 22.00. Acara semacam itulah yang menjadi penyebab terbunuhnya karakter para generasi muda saat ini. Karena, sebagian besar acara-acara tersebut mengandung unsur rasisme, bullying, kekerasan, memicu anak untuk berperilaku dewasa sebelum waktunya, dan memicu anak untuk terjerumus ke dalam pergaulan bebas.

Contohnya, saat ini adalah sinetron yang sedang booming di salah satu stasiun televisi swasta. Yaitu sinetron yang menceritakan kisah tentang anak sekolahan yang membentuk geng motor.

Di dalam sinetron tersebut banyak mengandung unsur kekerasan seperti tawuran antar geng motor tersebut. Delum lagi kisah percintaan para pemeran utama di sinetron tersebut. Ditambah juga dengan pemeran-pemeran wanitanya yang berperilaku berlebihan, yang juga membentuk perkumpulan perempuan-perempuan cantik yang mengandung unsur diskriminasi dan rasisme.

Banyak dari anak-anak yang menonton sinetron tersebut yang meniru karakter-karakter yang ada di sinetron ke dalam dunia nyata. Maka dari itu, dampak sinetron sangatlah berpengaruh terhadap pembentukan karakter anak-anak dan remaja saat ini. Mereka meniru adegan-adegan yang terdapat di tayangan tersebut, hal ini mengakibatkan karakter asli mereka termanipulasi oleh perilaku-perilaku yang terdapat di tayangan tersebut, sehingga karakter mereka sebagai anak-anak tidak nampak lagi bahkan perlahan bisa terbunuh.

Untuk mengurangi dampak buruk televisi terhadap pembentukan karakter anak dibutuhkan partisipasi dari banyak pihak. Yang pertama dan yang paling penting adalah peranan orangtua si anak sendiri. Orangtua harus lebih mengontrol tontonan anak-anaknya agar mereka menonton tontonan yang sesuai dengan segmentasi umurnya.

Orangtua jangan membiarkan anak-anaknya menonton acara yang tidak sesuai dengan umur mereka dan jangan biarkan anak terpaku dan akhirnya ketergantungan menonton televisi sehingga menjadi antisosial.

Kedua, peran pemerintah. Seharusnya pemerintah terutama KPI lebih selektif dan tegas dalam memberikan perizinan acara televisi, sehingga pihak-pihak stasiun televisi lebih bijak dalam menyuguhkan tayangan-tayangan untuk masyarakat luas.

Ketiga, adalah peran media itu sendiri. Seharusnya mereka tidak hanya mementingan rating belaka. Mereka seharusnya tidak melupakan fungsi dari media massa itu sendiri yang salah satunya adalah sebagai sarana edukasi.

Seharusnya di waktu prime time, stasiun televisi menayangkan acara-acara yang segmentasinya untuk semua umur agar para calon penerus bangsa kita mendapatkan tontonan-tontonan yang mendidik serta memberikan manfaat bagi mereka untuk masa depannya kelak. (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER