Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan M. Romahurmuziy menyatakan partainya bakal tetap solid mendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa apapun keputusan Mahkamah Konstitusi soal sengketa Pemilu Presiden 2014. Partai Ka’bah ini, menurut dia, juga akan terus berada dalam koalisi Merah Putih.
“Tidak ada perpecahan. Tidak ada persoalan di internal partai,” kata lelaki yang akrab disapa Romy di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (19/8).
Menurut Romy, dukungan PPP terhadap Prabowo-Hatta adalah konsekuensi atas kebijakan partainya yang mengusung Prabowo-Hatta. Semalam dalam acara halal-bihalal di kantor Dewan Pimpinan Pusat PPP, Ketua Umum PPP Suryadharma Ali juga mengatakan sikap yang sama ihwal partainya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Sampai sekarang kami belum berpikir menyeberang ke kubu Jokowi. Kalau ada rang yang berpikir menyeberang, itu pandangan pribadi,” kata Suryadharma Ali.
Menurut mantan Menteri Agama itu, PPP siap berada di luar pemerintahan apabila MK menolak gugatan Prabowo-Hatta. “Tidak masalah jadi oposisi. PPP sudah terlatih selama 32 tahun (di masa Orde Baru),” ujarnya uryadharma.
Sementara itu, soal Muktamar PPP yang dapat mengubah arah dukungan partai, Romy tak menampiknya. “Silakan tanya muktamirin nanti. Saya hanya bertanggung jawab pada kepengurusan saat ini,” kata Ketua Komisi IV DPR itu.
Berdasarkan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga PPP, muktamar digelar selambatnya satu tahun setelah pemerintahan baru terbentuk, yakni Oktober 2015. Namun kini ada desakan agar muktamar digelar lebih cepat.
Seperti diberitakam sebelumnya, usul agar PPP mengubah arah koalisinya dilontarkan oleh mantan Ketua Umum PPP Hamah Haz. Ia meminta PPP mengikuti presiden pilihan rakyat Indonesia. Dia juga menyayangkan apabila PPP yang mulai masuk pemerintahan pada masa kepemimpinannya di era Presiden Habibie, kini justru mengambil sikap beroposisi.