Jakarta, CNN Indonesia -- Basuki Tjahaja Purnama menyatakan tak ingin bergabung dengan partai apapun, termasuk Nasdem, usai mengundurkan diri dari Gerindra karena ketidaksepahaman soal Rancangan Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah.
Meski merupakan salah satu deklarator ormas Nasdem, cikal bakal Partai Nasdem, Ahok –sapaan Basuki– tak berniat untuk berkiprah di Nasdem. “Saya salah satu pendiri Nasdem. Ormasnya,” kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (12/9).
Ahok ingin berkonsentrasi mengurus Jakarta sampai akhir masa jabatannya, 2017. Terlebih tak lama lagi dia bakal menggantikan Joko Widodo sebagai Gubernur DKI Jakarta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tawaran bergabung dengan Nasdem dilontarkan sejumlah pengurus partai itu, termasuk Sekjen Nasdem Patrice Rio Capella. Selain menganggap Ahok sebagai pendiri, Nasdem juga mengapresiasi keteguhan Ahok menolak pilkada oleh DRD. Hal itu sejalan dengan sikap politik Nasdem.
Patrice Rio Capella mengatakan Nasdem terbuka bagi siapa saja yang memiliki visi misi sama dengan mereka, termasuk Ahok.
Sebelumnya, PDIP juga menyatakan siap menampung Ahok jika politikus kelahiran Belitung itu hendak bergabung dengan mereka. “Selama ini Ahok dan Megawati sering berkomunikasi. Sejak awal Pilkada DKI 2012, Megawati, Jokowi, dan Ahok sering curhat-curhatan,” kata Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo, Rabu (10/9).
PDIP dan Nasdem sama-sama menolak pilkada oleh DPRD. Dalam pembahasan RUU Pilkada di DPR, keduanya menginginkan pilkada langsung dipertahankan. Sikap sama juga diperlihatkan pemerintah. Namun mereka kalah suara dari koalisi Merah Putih yang dimotori Gerindra. Bila pengesahan RUU Pilkada di rapat paripurna DPR dua pekan lagi, Kamis (25/9), menggunakan mekanisme voting, maka PDIP bisa kalah.