PERPECAHAN PPP

SDA Tak Mau Legowo, DPP Tidak Sabar

CNN Indonesia
Sabtu, 13 Sep 2014 15:41 WIB
Berkerasnya dua kubu di tubuh Partai Persatuan Pembangunan dianggap akan menghancurkan partai. Keadaan yang tidak harmonis ini dipicu penetapan Suryadharma Ali sebagai tersangka olah KPK.
Romahurmuziy, Khofifah dan Suryadharma Ali/ foto:istimewa
Jakarta, CNN Indonesia --

Perseteruan antara Suryadharma Ali dengan pihak yang ingin menggulingkannya dari kursi ketua umum memperlihatkan keadaan yang tidak harmonis lagi di Partai Persatuan Pembangunan. Indria Samego, pengamat politik, melihat hal tersebut sebagai bentuk parahnya kondisi PPP.

 "Suryadharma Ali tidak mau mundur dari posisi ketua umum karena merasa masih bisa memimpin," ujar Indria saat dihubungi CNN Indonesia, Sabtu (13/9) siang. menurutnya SDA harus sadar bahwa posisinya sekarang akan merugikan PPP ke depan.
"Dia 'kan sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK, tapi tetap tidak mau legowo," ujar Indria.

Pada 22 Mei lalu Suryadharma Ali ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penggelapan dana haji. Akibatnya, dia digoyang dari posisinya sebagai Ketua Umum PPP. Puncaknya pada rapat harian terbatas PPP yang dilangsungkan Selasa (9/9) hingga Rabu (10/9) lalu, SDA dipecat dari posisinya sebagai Ketum PPP.

Tidak terima dengan pemecatan tersebut dan menganggapnya tidak sah, SDA lalu memecat 15 pengurus DPP PPP termasuk wakil ketua Lukman Hakim Saefuddin dan sekjen Romahurmuziy. Khusus untuk Romahurmuziy, dia bersama dua orang lainnya, Suharso Monoarfa dan Emron Pangkapi, bahkan dikeluarkan dari keanggotaan PPP.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melihat fenomena saling pecat seperti ini, Indria tidak bisa menetapkan siapa kubu yang benar. "Kubu yang memecat SDA pun sebenarnya kurang sabar dalam mengambil keputusan," ujarnya. Indria hanya bisa memberikan saran kepada PPP untuk melakukan pergantian ketua umum sesuai prosedur yang mereka miliki yaitu melalui Muktamar Luar Biasa PPP.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER