Jakarta, CNN Indonesia -- Pakar hukum tata negara Universitas Andalas, Saldi Isra, mengakui beberapa kali datang ke Jakarta untuk berdiskusi tentang hukum tata negara dengan Presiden Joko Widodo.
"Ya, memang beberapa kali saya dipanggil ke Jakarta," kata dia saat dihubungi oleh CNN Indonesia, Jumat (24/10).
Ditanya mengenai kesiapannya untuk bergabung dalam kabinet Jokowi-JK, lelaki yang juga aktivis antikorupsi ini hanya tertawa. Dia enggan memberikan komentar mengenai spekulasi apakah dirinya termasuk salah satu calon menteri kabinet Jokowi-JK. Saldi kemudian memilih memberikan jawaban diplomatis. "Saya sih sebenarnya siap jadi dosen," kata dia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hari ini, rencananya Saldi akan menguji skripsi mahasiswa Universitas Andalas di Padang, Sumatera Barat, hingga waktu Jumatan. Setelah menguji skripsi, dia mengatakan belum memiliki agenda apapun, termasuk hijrah ke Jakarta seperti yang dilakukan beberapa kandidat menteri lainnya.
Saldi merupakan Guru Besar Universitas Andalas. Lelaki kelahiran Paninggahan, Solok, Sumatera Barat ini menyelesaikan gelar sarjana di Fakultas Hukum Universitas Andalas dengan predikat summa cum laude. Dia kemudian meneruskan studinya di Universitas Malaya, Malaysia, dan mendapatkan gelar doktor bidang hukum tata negara di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarata. Saldi dikukuhkan sebagai guru besar hukum tata negara di Universitas Andalas pada 2010. Selain menjadi guru besar, Saldi juga aktif menjadi pembicara di berbagai media massa.
Sebelumnya, sejumlah nama telah dipanggil ke Istana Negara untuk bertemu Joko Widodo, Rabu (22/10), antara lain Wakil Menteri Keuangan Bambang Soemantri Brodjonegoro, mantan Sekjen DPD RI Siti Nurbaya Bakar, pengamat politik Universitas Indonesia Andrinof Chaniago, dan Rektor UGM Pratikno.