Jakarta, CNN Indonesia -- Para anggota Fraksi PDIP tutup mulut soal Pramono Anung yang batal mereka jadikan Ketua DPR tandingan. Alih-alih Pramono, Effendi Simbolon yang ditaruh PDIP sebagai pimpinan DPR sementara. Pramono tak hadir dalam rapat paripurna tandingan yang digelar kubu PDIP.
“Saya tidak tahu soal itu. Tapi hari ini berdasarkan musyawarah, kami mengajukan Effendi,” kata politikus PDIP Tubagus Hasanuddin di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (31/10).
Ia juga mengaku tak tahu ketika ditanya apakah ketidakhadiran Pramono dalam sidang paripurna tandingan merupakan bentuk ketidaksetujuan mantan wakil ketua DPR itu terhadap langkah politik kubu PDIP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kamis (30/10), Pramono lewat akun Twitter-nya mengisyaratkan ia tak sepakat dengan manuver terakhir kubunya. “Lebih baik asli daripada tandingan. Akal sehat harus tetap dimiliki dalam kondisi tensi tinggi di pertandingan politik #Sabar,” demikian twit Pramono.
Hasanuddin tak mempermasalahkan batalnya Pramono menjadi pimpinan DPR tandingan. “Intinya sama, yaitu kerja. Siapapun yang duduk di pimpinan akan kami dukung dan bantu,” kata Ketua Dewan Pimpinan Daerah PDIP Jawa Barat itu.
Legislator PDIP lainnya, Aria Bima, hanya menjawab singkat soal Pramono. “Tidak tahu,” ujarnya. Padahal Aria kemarin sempat bilang Pramono akan menjadi Ketua DPR tandingan.
Paripurna tandingan dan pimpinan DPR sementara merupakan buntut kekesalan kubu PDIP atas dikuasainya seluruh kursi pimpinan alat kelengkapan dewan oleh Koalisi Merah Putih. Kubu PDIP menganggap pimpinan DPR tidak demokratis karena menolak permintaan mereka untuk bermusyawarah mengenai kursi pimpinan komisi.
Pertikaian dua kubu besar di parlemen ini otomatis memecah DPR menjadi dua kubu. Semalam, Presiden Joko Widodo menyerukan kepada dua kubu yang bertikai untuk mencari solusi politis.