Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Majelis Perwakilan Rakyat Zulkifli Hasan mempertanyakan apakah kebijakan pemerintah Joko Widodo menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi dilakukan di waktu yang tepat.
Mulai pukul 00.00 WIB, Selasa (18/11), pemerintah resmi menaikan harga BBM subsidi. Harga premium yang sebelumnya Rp 6.500 naik menjadi Rp 8.500 per liter dan harga solar naik dari Rp 5.500 menjadi Rp 7.500 per liter.
Zulkifli meyakini kenaikan Rp 2.000 per liter tersebut sudah melalui perhitungan yang baik oleh pemerintah. Ia pun mendukung alasan pemerintah Jokowi menaikkan harga BBM agar subsidi BBM dapat bertahan hingga Desember 2014.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kenaikan BBM itu domain pemerintah. Tentu sudah ada hitung-hitungan oleh pemerintah. Saya dengar Pak Jokowi-JK menaikkan harga BBM agar subsidi tepat sasaran. Pengalihan subsidi ini penting. Tepat alasannya, tapi apa memang menaikkan harga BBM saat ini tepat?" ujar Zulkifli di Gedung DPR RI.
Sebelumnya Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengatakan belum mengetahui pertimbangan pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi. Ia pun meminta Jokowi menjelaskan alokasi dana Rp 100 triliun yang diperoleh dari pemangkasan subsidi BBM.
Seperti Zulkifli, Fahri juga menilai waktu kenaikan BBM tidak tepat karena tahun 2014 merupakan tahun politik yang cukup menguras dompet masyarakat Indonesia. "Apalagi tak lama lagi kita akan menghadapi hari besar, Natal dan Tahun Baru. Saya kira akan cukup berat bagi rakyat," kata politikus PKS itu.
Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro, menjelang kenaikan harga BBM semalam, mengatakan kebijakan pemangkasan subsidi BBM akan memperlebar ruang fiskal pemerintah menjadi lebih dari Rp 100 triliun. Dana tersebut selanjutnya akan digunakan untuk belanja produktif seperti pembenahan infrastruktur, kompensasi sosial, dan mendukung konsep pembangunan berbasis maritim.