Jakarta, CNN Indonesia -- Pengamat politik dari Lingkar Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti menilai Presiden Joko Widodo saat ini lebih dipengaruhi kepentingan partai politik ketimbang mewujudkan visi misi kampanyenya. Dipilihnya M Prasetyo sebagai Jaksa Agung, menurut Ray, menjadi sinyal kuat Jokowi merapat ke partai.
"Kalau dilihat secara perlahan, ada kesan menonjol yang membuat sinyal ini makin kuat. Sinyal di mana Jokowi terlihat lebih banyak dipengaruhi kepentingan partai ketimbang menegakkan visi misi yang dia gembar-gemborkan ketika kampanye," kata Ray dalam sebuah diskusi di Jakarta, Minggu (23/11).
Menurut Ray, dipilihnya Prasetyo sebagai Jaksa Agung bukan keputusan menggembirakan. Prasetyo yang setahun terakhir bergabung dengan NasDem itu dinilai Ray merupakan sosok yang jauh dari harapan publik yang menginginkan pembenahan dan reformasi Kejaksaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pak Prasetyo ini tidak pernah kita dengar kiprahnya yang baik, yang layak diperbicangkan oleh publik," kata Ray.
Prasetyo memang pernah mejabat sebagai Jaksa Agung Muda Pidana Umum (Jampidum), namun pada masa ia mejabat, menurut Ray tidak ada kasus besar yang ditangani. "Kita juga tidak pernah mendengar gagasan dan pokok pikirannya dalam menyelesaikan kasus-kasus," ujar dia.
Tak hanya itu, penunjukkan M Prasetyo sebagai Jaksa Agung dinilai cacat karena tidak transparan. Jokowi juga tidak memberitahukan kepada masyarakat mengenai tokoh-tokoh yang mau dilantik sebagai Jaksa Agung. "Tidak ada partisipasi masyarakat. Figurnya sendiri tidak terlalu menarik," ujar Ray.
Untuk diketahui, Prasetyo merupakan kader NasDem keempat yang bergabung dengan kabinet Jokowi --meski dia saat ini telah berhenti dari NasDem sebagai konsekuensi atas penunjukannya menjadi Jaksa Agung. Tiga kader NasDem lain yang berada di kabinet adalah Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Tedjo Edy Purdijatno, Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan, serta Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya Bakar.
NasDem adalah partai yang sejak awal mendukung pencalonan Jokowi sebagai Presiden. Ketua Umum NasDem Surya Paloh pernah mengatakan dukungan yang diberikan partainya kepada Jokowi adalah dukungan tanpa syarat. Paloh juga sempat mengatakan tak akan mengusulkan nama-nama menteri saat Jokowi terpilih menjadi presiden.
Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto, Jumat (21/11), menyatakan Prasetyo merupakan Jaksa Agung terbaik yang dapat dipilih oleh Jokowi, baik dalam konteks politik maupun hukum. Kepemimpinan Prasetyo dinilai Jokowi telah terasah. Prasetyo pun dipandang memiliki visi misi sama dengan Jokowi. “Pilihan mengerucut kepada orang yang paradigma ideologi politiknya sejalan Pak Jokowi, dan memahami dengan baik apa yang harus dijalankan di internal Kejaksaan,” kata Andi.
Prasetyo pun dianggap tepat karena memiliki pengalaman karier panjang di Kejaksaan. Pada 2005-2006, Prasetyo bahkan menjabat Jaksa Agung Muda Pidana. Ia baru setahun bergabung dengan NasDem, dan lewat partai itu terpilih sebagai anggota DPR 2014-2019. Prasetyo kini telah menyerahkan surat pengunduran diri dari keanggotaannya di DPR kepada Ketua DPR Setya Novanto.
Secara terpisah, Prasetyo menegaskan akan membuktikan diri melalui kerja. “Lihat saja nanti saya bagaimana. Saya sudah bilang, ketika negara memanggil, kepentingan lain akan ditinggalkan. Semua untuk negara," kata dia.
Malam sebelum Prasetyo dilantik, Rabu (19/11), Ketua Umum NasDem Surya Paloh menyambangi Istana Negara, memberikan jaminan kepada Jokowi tentang independensi Prasetyo melalui bukti pengunduran diri Prasetyo dari partai yang ia pimpin.