JAKSA AGUNG

Desmond: Jaksa Agung Prasetyo Tak Punya Prestasi Menonjol

CNN Indonesia
Minggu, 23 Nov 2014 10:38 WIB
Kritik kembali datang untuk Jaksa Agug baru, M. Prasetyo yang berasal dari Partai NasDem. Kali ini datang dari Wakil Ketua Komisi III DPR Desmond J Mahesa..
Jaksa Agung Prasetyo mengucapkan sumpah jabatan dipimpin oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Kamis (20/11). (Antara/Widodo S)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kritik kembali datang untuk M Prasetyo yang dilantik Presiden Joko Widodo menjadi Jaksa Agung pada Kamis kemarin (20/11). Wakil Ketua Komisi III DPR Desmond Junaidi Mahesa menilai penunjukan Prasetyo sebagai Jaksa Agung jauh dari harapan. Ia dianggap tak tepat menjadi orang nomor satu di Korps Adhyaksa.

Desmond mengatakan banyaknya kritik dari berbagai eleman untuk Prasetyo menujukkan bahwa langkah Presiden Jokowi memang salah. "Orang ini (Prasetyo) dari partai politik. Selama dia jadi jaksa juga tidak ada prestasi yang menonjol," kata Desmond kepada CNN Indonesia, Minggu (23/11).

Prasetyo sesungguhnya tak asing dengan dunia hukum. Ia memiliki karier panjang di Kejaksaan hingga pada 2005-2006 sempat menjabat Jaksa Agung Muda Pidana. Baru setahun terakhir Prasetyo bergabung dengan NasDem, dan lewat partai itu terpilih sebagai anggota DPR 2014-2019. Pasca ditunjuk Jokowi menjadi Jaksa Agung, Prasetyo mengundurkan diri dari partai dan DPR.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Desmond mengakui, kritik sebanyak apapun tak akan bisa menganulir keputusan Presiden memilih Prastyo. Sekararang, ujar Ketua Dewan Pimpinan Pusat Gerindra itu, tinggal bagaimana Prestyo menjawab segala kritikan dan cibiran terhadap dia.

"Prasetyo harus bisa memacu diri untuk bisa menunjukkan karyanya sebagai Jaksa Agung," ujar Desmond. Caranya dengan mengungkap kasus-kasus yang selama ini tidak bisa diungkap Jaksa Agung sebelumnya.

Jika kinerja Prasetyo tidak bisa melampaui pencapaian Basrief Arief, Jaksa Agung sebelumnya, maka kritikan yang ditujukan kepadanya selama ini, menurut Desmond, bisa jadi benar. Apalagi jika dalam kerjanya nanti Jaksa Agung hanya bisa jadi corong atau pengaman politik penguasa saja.

Sebelumnya, Indonesia Corruption Watch juga menganggap pengangkatan Prasetyo sebagai sebuah mimpi buruk penegakan hukum di Indonesia. Menurut ICW, meski pernah menjabat Jaksa Agung Muda Pidana Umum, Prasetyo berasal dari partai politik sehingga rawan untuk diintervensi penguasa.

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad juga berpendapat pemilihan politikus sebagai Jaksa Agung sangat tidak tepat. Samad menyayangkan kebijakan Jokowi. Jaksa Agung, kata Samad, harus sosok yang sudah teruji independensi dan integritasnya.

Sebelum Prasetyo dipilih, beberapa nama lain muncul sebagai kandidat Jaksa Agung. Prasteyo hanya salah satu dari empat nama yang ada. Selain dia, daftar kandidat Jaksa Agung juga diisii oleh Wakil Jaksa Agung Andhi Nirwanto, mantan Deputi UKP4 Mas Achmad Santosa, dan Kepala PPATK M Yusuf.

Jumat (21/11), Prasetyo menyatakan akan membuktikan diri melalui kerjanya. “Lihat saja nanti saya bagaimana. Saya sudah bilang, ketika negara memanggil, kepentingan lain akan ditinggalkan. Semua untuk negara," kata dia.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER