REGENERASI PARPOL

Prabowo Bisa Digantikan Fadli Zon

CNN Indonesia
Senin, 15 Des 2014 14:03 WIB
Fadli Zon dianggap sebagai sosok yang pas untuk menjadi ketua umum menggantikan Prabowo bila Prabowo tak lagi menjadi pucuk pimpinan partai.
Wakil Ketua DPR dari Gerindra Fadli Zon (kanan) menyerahkan palu pimpinan sidang kepada Pimpinan Komisi I Mahfudz Siddiq (kedua kanan) bersama Wakil Pimpinan Komisi I Tantowi Yahya (tengah), Hanafi Raiz (kiri), Asril Hamzah Tanjung (kedua kiri) setelah disahkan menjadi pimpinan Komisi I DPR RI, Jakarta, Rabu 29 Oktober 2014. CNN Indonesia/Adhi Wicaksono.
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon dianggap sebagai sosok yang pas untuk menjadi ketua umum menggantikan Prabowo Subianto bila Prabowo tak lagi menjadi pucuk pimpinan partai.

Demikian hasil survei Cyrus Network mengenai regenerasi partai politik yang digelar di Jakarta, Senin (15/12). Ceo Cyrus Network, Hasan Nasbi, menyebutkan bila Prabowo tidak maju kembali menjadi ketua umum maka Fadli akan meraup 28,3 persen dan disusul Edhi Prabowo 13,8 persen. “Ahmad Muzani 13,7 persen sisanya dan lain-lain," kata Hasan membacakan hasil surveinya.

Namun, Hasan melanjutkan, jika Prabowo maju menjadi ketua umum lagi maka hasilnya Prabowo yang merajai. Prabowo jauh lebih dikehendaki oleh publik sebagai ketua umum lagi karena tak ada tokoh yang sebesar Prabowo untuk melanjutkan. “Sebanyak 49,3 persen mendukung Prabowo jadi ketum kalau Prabowo maju lagi. Fadli Zon hanya 13,8 persen dan Ahmad Muzani 8,1 persen," tutur Hasan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasan memberi catatan, jika para calon tersebut dikompetisikan dengan responden dari konstituen Gerindra maka hasilnya Prabowo juga lebih jauh unggul. “Bila Prabowo maju yang lain jadi kurcaci. Prabowo memperoleh 67 persen,” ungkapnya.

Survei Cyrus tersebut digelar di 33 provinsi dengan responden 1.200 orang dan tingkat margin of error 3,1 persen.

Sementara itu dalam jumpa pers tersebut, pengamat politik Center for Strategic and International Studies (CSIS) J Kristiadi menilai proses demokrasi dan regenerasi di partai politik di Indonesia tidak berjalan dengan baik. Itulah penyebab utama masih banyaknya sosok senior yang berkuasa di partai politik di Indonesia.

"Di partai tidak terjadi proses demokrasi internal. Jarang ada orang di partai yang mau mendidik angkatan muda tanpa mendapatkan apa-apa," ujar J Kristiadi.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER