Jakarta, CNN Indonesia -- Siapapun nantinya kader yang akan mencalonkan diri sebagai Ketua Umum partai Demokrat hingga 2020 mendatang, diharapkan legowo mundur dari bursa pencalonan jika Susilo Bambang Yudhoyono mencalonkan diri dalam Kongres Partai Demokrat awal tahun 2015.
Sebab menurut Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Agus Hermanto, hampir seluruh kader Demokrat yang ia temui, mendukung Susilo Bambang Yudhoyono untuk kembali memimpin Partai Demokrat. Ia mengklaim sudah lebih dari 80 persen pemegang suara mendukung Susilo Bambang Yudhoyono untuk kembali memimpin kembali partai berlambang mercy ini.
"Kalau ingin saja kan banyak yang mau, tapi kalau enggak ada yang dukung mau jadi apa? Ya harus legowo," ujar Agus di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (19/12).
Ada beberapa nama beredar yang akan ikut dalam bursa pemilihan calon ketua umum pada Februari atau Mei 2015 mendatang, seperti Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Marzuki Ali dan Politikus Demokrat Gede Pasek Suardika. Ia pun tidak menampik akan adanya aklamasi pada Kongres Demokrat pada Februari atau Mei 2015 nanti karena besarnya suara yang mendukung SBY.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menurut saya lebih dari 80 persen pemegang suara menginginkan itu. Kami yakini disitu akan diambil aklamasi," ujar Agus.
Menurutnya, hal itu karena adanya kepercayaan dari mereka kepada SBY untuk merebut kembali kejayaan partai yang berumur 13 tahun ini sama seperti pada 2009 lalu. Diketahui pada pemilihan umum 2009 lalu, partai berlambang mercy ini berada di posisi teratas dengan total suara 20,85 persen, kemudian diikuti Partai Golkar dengan suara 14,45 persen.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf juga menuturkan hal yang sama. Menurutnya, begitu banyak kader yang menginginkan SBY untuk benar-benar memimpin Partai Demokrat sebagai ketua umum, mengingat pada saat ini SBY sudah lepas dari jabatan presidennya.
Diketahui, SBY ditetapkan menjadi ketua umum Partai Demokrat pada 30 Maret 2013 lalu menggantikan Anas Urbaningrum yang terjerat perkara korupsi. Nurhayati menganggap tahun depan menjadi tahun yang tepat untuk SBY mengawali kepemimpinannya secara penuh.