Jakarta, CNN Indonesia -- Sengketa kepengurusan Partai Golkar yang tengah dalam proses pengadilan diyakini tidak akan membuahkan perdamaian antara dua kubu, Agung Laksono dan Aburizal Bakrie. Jalan terbaik, adalah dengan menginisiasi musyawarah nasional bersama.
"Saya tetap mengusahakan islah untuk mendapatkan keinginan munas bersama," kata
Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar versi Munas Bali, Akbar Tandjung kepada CNN Indonesia, Kamis (29/1).
Menurutnya, proses pengadilan tidak akan memberikan penuntasan masalah. Berdasarkan pengalaman dan juga contoh dari partai-partai lain yang melewati meja hijau, berujung pada saling berkerasnya kubu-kubu yang bertentangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini berdasarkan pengalaman saya, juga melihat partai lain, tidak akan selesai meski sudah putusan," jelasnya.
Sampai saat ini, kata Akbar, dirinya selaku Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar masih terus melakukan lobi. Meski tidak secara khusus melobi kubu Agung, namun setidaknya pandangan-pandangan untuk islah bersama selalu ia sampaikan.
Akbar menyayangkan, untuk partai sekelas Golkar terlihat tidak profesional dalam menangani konflik internalnya.
"Untuk dilakukan munas bersama harus ada kesepakatan kedua belah pihak. Saya tidak melobi secara khusus, tapi pandangan saya selalu saya ajukan terus menerus."
Tak hanya itu, Akbar pun membantah tudingan adanya kemungkinan mundur dari jabatan sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Golkar terkait kisruh ini," Tidak ada saya mundur, saya masih berusaha mendamaikan," tegasnya.
(sur/sip)