CSIS: Mega Hebat Urus PDIP, Tapi Jokowi yang Bisa Raup Suara

Christie Stefanie | CNN Indonesia
Rabu, 01 Apr 2015 17:57 WIB
Integritas Megawati di internal PDIP tak terbantahkan. Ia dianggap paling mampu memimpin PDIP. Namun Mega dinilai punya kelemahan soal urusan eksternal partai.
Ketua Umum PDIP Megawati dan Jokowi. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Center for Strategic and International Studies (CSIS) menyatakan ada anomali dalam hasil sensusnya terhadap 467 Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang digelar 16-19 Februari.
 
Hasil sensus itu menunjukkan Megawati Soekarnoputri sebagai figur yang dianggap paling pantas menjadi ketua umum. Ia mengantongi dukungan dari 320 DPC PDIP. Namun justru Jokowi yang dianggap internal partai paling mampu membesarkan PDIP dalam lima tahun ke depan. (Baca: Pasca Mega, PDIP di Tangan Jokowi dan Puan)

Anomali ini, menurut peneliti CSIS Arya Fernandes, menunjukkan internal PDIP percaya pada kemampuan Megawati mengelola partai. Di sisi lain, penerimaan terhadap Megawati di tingkat publik tidak sebesar yang didapat Jokowi.
 
“Kemampuan Mega itu untuk urusan internal partai seperti kepemimpinan, manajemen organisasi. Ia juga dinilai berintegritas. Tapi untuk keluar partai sebagai magnet elektoral yang harus meraup suara publik, Mega tak cukup mampu. Di situlah nama Jokowi muncul,” kata Arya di Kantor CSIS, Jakarta, usai menggelar konferensi pers soal sensus pra-Kongres IV PDIP, Rabu (1/4).
 
Ada lima nama yang muncul ketika pengurus DPC ditanya siapakah figur pusat yang mereka nilai mampu membesarkan partai lima tahun ke depan. Kelimanya berturut-turut dari indeks tertinggi ialah Jokowi (26,6), Puan Maharani (22,8), Megawati (15,5), Ganjar Pranowo (9,1), dan Tjahjo Kumolo (8,9).
 
CSIS melihat Jokowi memang tak mau maju melawan Megawati di Kongres PDIP. Ini juga yang menjadikan hasil sensus masih menempatkan Megawati sebagai kandidat terkuat ketua umum. “Persepsi para Ketua DPC di daerah-daerah adalah tak ada pergerakan oleh Jokowi untuk menjadi ketua umum. Karena tak ada pergerakan, maka Mega yang dianggap pantas memimpin. Kalau Jokowi mau bertarung, mungkin hasilnya akan beda,” ujar Arya.
 
Sosok Megawati semakin tak tergoyahkan karena Rapat Kerja Nasional IV PDIP di Semarang tahun lalu menegaskan dukungan kepada Mega sebagai ketua umum berikutnya. (Baca: Kongres Tak Mungkin Anulir Megawati Ketua Umum PDIP)
 
Kesimpulan dari sensus CSIS itu ialah Megawati lebih unggul ke dalam partai, tapi Jokowi lebih mampu membesarkan partai ke luar dalam hal membangun basis elektoral.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

(agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER