Jakarta, CNN Indonesia -- Peneliti Center for Startegic and International Studies (CSIS) menilai Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto akan sulit untuk memimpin Partai Golkar. Penilaian tersebut disampaikannya juga bukan tanpa ada alasan. Setidaknya ada dua hal yang menyebabkan Tommy memimpin partai peninggalan ayahnya, Soeharto.
"Baik Aburizal Bakrie dan Agung Laksono masih bersikukuh menyelesaikan konflik melalui jalur hukum," ujar Arya saat berbincang dengan CNN Indonesia, Minggu (26/4).
Selain itu, ia melihat loyalitas pengurus kepada Ical dan Agung juga akan memberatkan langkah putra bungsu Soeharto ini. "Kubu Ical dan Agung relatif loyal. Jadi tidak mudah untuk berpindah ke Tommy," tuturnya. (Baca juga:
Dukungan untuk Tommy Belum Sampai Telinga Ketua Fraksi Golkar)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut mengenai dukungan, Arya menilai sangat kecil kemungkinan Ical akan menyetir para pendukungnya untuk Tommy Soeharto. Hal tersebut terlihat dari besarnya upaya yang dilakukan Ical untuk tetap menjadi Ketua Umum Partai Golkar.
"Enggak mungkin Ical mengarahkan dukungannya kepada Tommy. Wong selama ini dia bersikukuh mempertahankan kursi ketumnya," katanya. (Baca juga:
Jika Lebih Baik, DPD Jabar Dukung Tommy Pimpin Golkar)
Oleh sebab itu, ia melihat manuver yang dilakukan oleh Tommy dalam beberapa minggu ini adalah untuk mengukur seberapa besar pengaruh yang masih dimilikinya di dalam partai beringin tersebut. "Tommy ingin mengukur peluangnya saja apakah masih diterima atau tidak," ujar Arya.
Pada awal April ini, Tommy secara terang-terangan menunjukkan manuvernya dengan menemui Ketua Umum Golkar hasil Musyawarah Nasional Bali Aburizal Bakrie, melalui foto yang di unggah di akun Twitter @HutomoMP_9 pada Jumat (10/4) lalu.
Diatas foto itu, Tommy menulis "Tidak ada kata 'tidak' jika serius ingin membesarkan partai, dan tentunya selalu ada kata 'tidak' jika berniat merusak partai."
Empat hari kemudian, Selasa (14/4), Titiek di Gedung DPR RI mengatakan ia dan Tommy memang berinisiatif mengundang Ical untuk bertemu guna mencari tahu konflik apa yang sesungguhnya terjadi di Partai Golkar. (Baca juga:
Politisi Muda Golkar: Tommy Berpotensi Besar Menang Munaslub)
Pertemuan antara putra-putri Cendana dan kubu Ical itu digelar di kantor Titiek di Gedung Granadi, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan. Saat berfoto bersama, Ical yang berkemeja putih berdiri diapit Titiek dan Tommy.
Sementara di sebelah kiri Tommy berturut-turut berjejer Ketua Dewan Pertimbangan Golkar kubu Ical Akbar Tandjung dan Ketua Fraksi Golkar DPR RI Ade Komarudin. Masih ada sejumlah orang lain dari kubu Ical yang berdiri bersama mereka.
Selain itu, Orang kepercayaan sekaligus pengacara Tommy Soeharto, Elza Syarief, mengatakan Tommy bukan hanya bertemu Ical dan pengurus Dewan Pimpinan Pusat Golkar hasil Munas Bali, tapi juga dengan seluruh Dewan Pimpinan Daerah Golkar I tingkat provinsi se-Indonesia. Sang 'Pangeran Cendana' serius untuk memegang peran di partai paling tua di negeri ini. (Baca juga:
Titiek Soeharto: Daripada 2016, Gelar Munas Golkar Tahun Ini)
Pertemuan antara Tommy dan para pengurus DPD I Golkar digelar belum lama ini, yakni pertengahan April --berdekatan dengan waktu pertemuan antara Tommy, kakaknya Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto, dengan Ical dan Akbar Tandjung.
Pertemuan dengan DPD I Golkar berlangsung di rumah Tommy di Jalan Yusuf Adiwinata Nomor 4, Menteng, Jakarta Pusat. Pertemuan digelar siang hari, antara pukul 11.00 hingga 12.00 WIB. (Baca juga:
'Soeharto' Turun Tangan Dinginkan Beringin)
(pit)