Marzuki Alie: Saya Bukan Kader Demokrat Nakal

Helmi Firdaus | CNN Indonesia
Senin, 04 Mei 2015 07:59 WIB
Marzuki menyebut wajar dalam demokrasi jika kader berbeda pandangan dan sikap dengan Susilo Bambang Yudhoyono, sang Ketua Umum Partai Demokrat.
Marzuki Alie usai pelantikan anggota MPR, DPR, DPD periode 2014-2019 di Gedung DPR RI, 1 Okrober 2014. (ANTARA/Yudhi Mahatma)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua Majelis Tinggi Demokrat Marzuki Alie disebut akan maju sebagai calon ketua umum pada kongres yang akan digelar pada 11-13 Mei mendatang di Surabaya.

Majunya kembali mantan Ketua DPR ini banyak disebut sebagai salah satu bentuk “kenakalannya” terhadap Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono. Mantan sekretaris jenderal partai berlambang mercy ini dikenal tidak begitu nurut dengan SBY.

Saat Kongres Demokrat pada 2010 lalu, Marzuki Alie yang waktu itu menjabat sebagai Ketua DPR maju menjadi calon ketua umum bersama Anas Urbaningrum dan Andi Mallarangeng. Santer disebut kala itu, SBY kurang berkenan dengan langkah politik yang diambil Marzuki.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

SBY waktu itu disebutkan menempatkan Marzuki sebagai Ketua DPR sebagai cara agar dia tidak maju sebagai ketua umum. SBY sendiri berharap Andi yang bisa menjadi ketua umum. Namun kongres berkata lain. Anar Urbaningrum menang dan menjadi ketua umum. Anas dan Andi kini dipenjara karena kasus korupsi Hambalang, sedang Marzuki tetap menjadi Ketua DPR hingga usai.

Akibat kekosongan kekuasaan itu, Demokrat menggelar Kongres Luar Biasa di Bali pada 2013 lalu. Pada Kongres itu, Marzuki Alie kembali maju sebagai ketua umum, dan dia berhadapan langsung dengan SBY. Hasilnya sama seperti Kongres di Bandung, Marzuki kalah lagi.

Meski demikian, langkah pria asal Palembang itu untuk maju sebagai ketua umum sepertinya belum berhenti. Dia hampir pasti bakal maju lagi di Kongres yang akan digelar di Surabaya. “Maju sebagai ketua umum itu hak semua kader," katanya saat berbincang dengan CNN Indonesia, Senin (4/5).

Atas dasar itu, Marzuki menilai adalah hal wajar jika dia maju sebagai ketua umum. (Baca juga: Jelang Kongres, Marzuki Alie Dinilai Lanjutkan Ambisi Politik)

Soal sebutan bahwa dirinya adalah kader Demokrat “nakal” karena sering tidak patuh kepada SBY, Marzuki menanggapinya santai. Menurut dia, kader Demokrat yang nakal adalah kader yang melanggar aturan, kader yang melanggar AD/ART partai, atau yang melanggar etika partai.

“Kalau ada kader yang berbeda pandangan, berbeda sikap, itu kan hal yang wajar. Ini demokratis. Partai Demokrat dibangun berdasarkan nilai-nilai demokratis. Saya yakin Pak SBY paham benar itu,” kata Marzuki.

Oleh sebab Partai Demokrat dibangun atas nilai-nilai demokrasi, Marzuki berharap Kongres Mei ini dapat berlangsung fair dan membuka ruang demokrasi yang besar. Salah satu yang ia harapkan adalah syarat dukungan untuk maju sebagai calon ketua umum dalam kisaran moderat, yakni 20 persen. Memang, menurut dia, tidak ada aturan yang baku di Partai Demokrat soal syarat dukungan ini. Angka 20 persen ini diambil Marzuki dari syarat untuk maju pemilihan presiden.

“Ya sah-sah saja kalau syarat dukungan maju itu ditetapkan tinggi, 40 persen atau 50 persen. Tetapi kalau itu tentu tidak membuka ruang demokrasi. Tentu ini berbeda dengan jika syarat dukungannya diturunkan. Saya kira akan lebih baik,” ujar Marzuki.

Sampai saat ini Marzuki belum mendapatkan kepastian seberapa besar syarat dukungan untuk maju sebagai calon ketua umum. (Baca: Marzuki Alie Minta Syarat Pencalonan Ketum Demokrat 20 Persen)

Baca juga: 

Ruhut Sitompul: Yang Nantang SBY Mbok Ngaca Dulu

Gunakan Politik Harmonisasi, Pengamat Sebut Dua Target SBY

Marzuki Berharap SBY Penuhi Janji Tak Lagi Pimpin Demokrat (hel)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER